KTQS # 927
PERBEDAAN TANGGAL (3-habis)
Wukuf di Arafah dan Shaum Arafah merupakan dua Syari’at yg BERBEDA. Wukuf diArafah adalah bagian dari haji & shaum Arafah bukan bagian dari haji, dan bukan karena wukuf di padang Arafah. Kenapa sebabnya?
1. Dari sisi penamaan :
– Ibnu Abidin, “Arafah adalah ismul yaum (nama hari)”. (Hasyiah Raddil Mukhtar, II:192)
– Imam ar-Raghib, al-Baghawi, dan al-Kirmani, “Arafah adalah nama hari ke-9 dari bulan Dzulhijjah (tis’a dzulhijah)”.
– Mimpinya Nabi Ibrahim yg diperintah utk menyembelih anaknya, “Maka ia mengetahui bahwa mimpi itu benar-benar (datang) dari Allah. Maka (hari itu) dinamakan hari Arafah”. (Lihat, al-Mughni, III:58)
– Ta’arufnya antara Nabi Adam dan Hawa. Ibnu Abas, “Dan keduanya ta’aruf di Arafat, karena itu dinamai ‘Arafat”. (Lihat, al-Kamil fit Tarikh, I:12).
Dari keterangan diatas penamaan Arafah, sebagai ismu yaum (nama hari) maupun ismul makan (nama tempat), sudah digunakan sebelum disyariatkan ibadah haji.
2. Dari sisi tarikh tasyri’ :
Penamaan Arafah bukan karena fi’lun (wukuf dlm ibadah haji). Karena, Ketika Nabi SAW puasa tgl 9 dzulhijjah belum ada umat Islam yg wuquf di Arafah. Sebab ibadah haji baru disyariatkan di thn ke-10 hijriyah (baca : Zaadul maad II : 101, Manarul qari III : 64).
Sedangkan puasa 9 dzulhijjah sudah disyariatkan sejak thn ke-2 hijriyah, (baca : shubhul a’sya II : 444, Bulughul Amani Juz VI : 119, Subulus salam I : 60).
3. Dari sisi ilmu falakh :
Jelas berbeda karena terbit hilalnya berbeda. Dan bumi ini bundar tidak datar, jadi mustahil akan sama diseluruh dunia. Selama ratusan tahun sebelum alat komunikasi diciptakan, bagaimana caranya utk mengetahui para hujjaj sedang wukuf?.
Jadi mustahil Allah menurunkan syariat yg tidak pasti.
So, shaum Arafah ditentukan oleh tanggal, yaitu 9 (tis’a) Dzulhijah.
“Rasulullah saw. shaum tis’a Dzulhijjah..”. (Sunan Abu Daud, Juz VI:418, No. 2081; Musnad Ahmad No. 21302/25263, al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubra,IV:285)
Salam !