KTQS # 2036 SAWERAN UANG SAAT DIBACAKANNYA AL-QURAN

KTQS # 2036

SAWERAN UANG SAAT DIBACAKANNYA AL-QURAN

Al-Quran adalah Kalamullah (firman Allah) yang berarti ketika seseorang membacanya, Allah sedang berbicara kepada hamba tersebut termasuk kepada yang mendengarkannya.

Maka sepatutnya ketika dibacakan Al-Quran adalah mendengarkan dan diam agar bisa menyimak dengan baik apa yang sedang difirmankan Allah.

Sebagaimana nasehat dari Hasan Al-Basri rahimahullah, “Jika kau ingin Allah bicara padamu; maka bacalah Quran. Dan jika kau ingin bicara pada Allah; maka shalatlah”.

Jika dibacakan Alquran, kita diperintahkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik di dalam sholat maupun di luar sholat.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat Al Araf ayat 204 dan tafsirnya menerangkan, saat mendengar ayat suci dibacakan maka perhatikan agar mendapat rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat”. (QS Al Araf ayat 204)

Imam An-Nawawi berkata, “Di antara penghormatan terhadap Al-Quran, yaitu menghindari tertawa, bersorak-sorai, dan berbincang-bincang ketika Al-Quran dibaca, kecuali perkataan yang sangat mendesak. Adab ini ia dasarkan pada riwayat Ibnu Abi Daud, dari Ibnu Umar ra bahwa jika membaca Al-Quran ia tidak berbicara hingga menyelesaikannya”. (At-Tibyan Fii Adabi Hamalatil Quran)

Maksud ayat ini juga menyampaikan apabila dibacakan ayat-ayat Alquran oleh siapapun, maka dengarkanlah dengan penuh perhatian, dan diamlah sambil memperhatikan tuntunan-tuntunannya dengan tenang agar kamu mendapat rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hendaklah mereka mendengarkan sebaik-baiknya lantunan ayat Alquran atau memahami isinya, mengambil pelajaran-pelajaran dari padanya dan mengamalkannya dengan ikhlas.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Barangsiapa mendengarkan (dengan sungguh-sungguh) ayat dari Alquran, dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda dan barangsiapa membacanya adalah baginya cahaya pada hari Kiamat.” (HR Bukhari dan Imam Ahmad dari Abu Hurairah)

Hendaklah orang-orang Mukmin itu bersikap tenang sewaktu Al-Quran dibacakan, sebab di dalam ketenangan itulah mereka dapat merenungkan isinya.

Janganlah pikiran mereka melayang-layang sewaktu Al-Quran diperdengarkan, sehingga tidak dapat memahami ayat-ayat itu dengan baik.

Apalagi dibuat seperti pertunjukan hiburan dan orang orang tertawa-tawa melihat pembaca al-Quran disawer uang. Sehingga pada akhirnya semua orang tidak mendengar dan menyimak bacaan al-Qur’an.

Padahal saat diperdengarkan al-Quran sejatinya Allah sedang berbicara kepada mereka saat itu. Tiidaklah patut ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara sedangkan mereka tertawa-tawa, bermain-main dan bersenda gurau.

Na’udzubillah min dzalik.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kita semua, kepada-Nya lah kita meminta perlindungan dari murka-Nya, aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *