KTQS # 1928
WAJIB TAAT KEPADA SUAMI KECUALI MAKSIAT
Salah satu kunci kesuksesan dan keselamatan seorang istri terletak pada keta’atannya (patuh) kepada suaminya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya; ‘Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu inginkan’.” (HR. Ahmad 1573)
Namun keta’atan kepada suami tidak boleh dalam segala hal. Harus dalam hal-hal yang tidak maksiat, kalau maksiat maka tidak boleh menaatinya dalam hal tersebut.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Ketaatan (kepada makhluk) itu hanya pada hal-hal yang ma’ruf (bukan maksiat)”. (HR. Bukhari 7145)
Dari Imran bin Husain radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda :
“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan kepada Allah”. (HR. Ahmad 4/426)
Imam Al-Munawi rahimahullah memberikan catatan mengenai hadist tentang ketaatan istri kepada suami diatas dengan ucapan :
“…(dia mentaati suaminya) yaitu di dalam hal yang bukan maksiat”. (Faidhul Qadir)
Kaitannya dengan pembahasan ini, jika seorang suami tidak mengizinkan berpuasa, dengan kata lain suami memerintahkan istri untuk membatalkan puasanya maka harus ditaati.