KTQS # 1850 TINGKATAN GHIBAH

KTQS # 1850

TINGKATAN GHIBAH

Al-Hasan al-Basri rahimahullah menjelaskan,

“Ghibah ada tiga tingkatan. Seluruhnya disebutkan pada kitabullah: ghibah, ifk dan buhtan. Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuai apa yang ada pada dirinya. Ifk adalah engkau membicarakan saudaramu sesuai apa yang engkau dengar tentangnya. Buhtan adalah engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak terdapat pada dirinya.” (Tafsir al-Qurthubi: 16/335)

PERINGATAN DARI GHIBAH

Ma’alis Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan,

“Seorang muslim wajib menjaga kehormatan saudaranya sebagaimana ia menjaga kehormatannya sendiri karena kaum muslimin seperti satu jasad. Sebagaimana engkau tidak ridha orang lain mengghibahimu, maka janganlah engkau mengghibahi seorang pun. Terlebih ghibah termasuk dosa besar, dimana sebagian orang tidak berhati-hati darinya, bahkan bermudah-mudahan dalam majelis, mencela dan menyinggung orang lain. Mereka menyerang kehormatan orang lain padahal seorang muslim wajib menjaga lisannya dari menyerang kehormatan saudaranya. Bahkan seorang muslim wajib mengingkari dan membela kehormatan saudaranya jika dalam suatu majelis ada seseorang yang berghibah. Dalam sebuah hadits: ‘Siapa saja yang membela kehormatan saudaranya, Allah akan melindungi wajahnya dari api neraka pada hari kiamat’.

Kehormatan seseorang mempunyai kedudukan di sisi Allah dan muslimin. Maka janganlah meremehkannya, baik dengan menuduh zina, ghibah, kasak-kusuk maupun singgungan.” (Syarh al-Kabāir, hal. 509)

Allahu yubarik fiik.

—–

KTQS # 1849

BAHAYANYA KEBOHONGAN / KEDUSTAAN

Allah memerintahkan hambanya untuk selalu dalam keadaan jujur sebagai mana dalam firmannya :

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين

Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur”. (At-Taubah : 119)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu Rasul shalallahu alaihi wasalam bersabda :

“Sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing menuju kebaikan dan kebaikan akan membimbing menuju surga. Sesungguhnya seseorang akan bersungguh-sungguh berusaha untuk jujur, sampi akhirnya ia menjadi orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan akan membimbing menuju kejahatan, dan kejahatan akan membimbing menuju neraka. Sesungguhnya seseorang bersungguh-sungguh untuk berdusta, sampai akhirnya ia benar-benar ditetapkan disisi Allah sebagai pendusta”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dan Rasul shalallahu alaihi wasalam bersabda :

“Aku melihat dua orang (Malaikat) mendatangiku seraya berkata : “Orang yang engkau lihat disobek mulutnya hingga telinga, adalah seorang pendusta. Ia berdusta dengan suatu kedustaan, dibawanya kedustaan itu berkeliling atas nama dirinya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah dia sebagai pendusta sampai hari kiamat”. (H.R. Bukhari)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إنما يفتري الكذب الذين لا يؤمنون بآيات الله وألئك هم الكاذبون“.

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta”. (An-Nahl : 105)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

“Manusia jenis ini (yang suka melakukan kebohongan) tidak akan mendapatkan petunjuk menuju iman kepada tanda-tanda kekuasaanNya serta apa yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam”.

Allahu yubarik fiik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *