KTQS # 1754
MENINGGAL DUNIA DI HARI JUM’AT TERLEPAS DARI SIKSA KUBUR & MASUK SURGA?
KEMATIAN adalah sesuatu yang pasti terjadi dalam hidup kita, karena itu sudah menjadi salah satu fase kehidupan.
Ketika jasad telah masuk ke dalam kubur, dan jasad kita telah tertutup rapih di dalam tanah, maka saat itulah kita mulai memasuki alam Barzah atau alam kubur. Di mana ketenangan atau pun kegelisahan kita di dalamnya itu tergantung amal kita saat ini.
Ketika amal tak cukup untuk menerangi alam kubur, di sanalah siksa kubur mulai terasa.
Na’udzubillah wa na’udzubillah !
Hari Jum’at memiliki keutamaan sangat banyak yang tak dimiliki hari-hari selainnya. hari Jum’at juga merupakan raya umat Islam yang terulang-ulang setiap pekan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada suatu Jum’at.
“Wahai segenap kaum muslimin, sesungguhnya ini adalah hari yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagai hari raya bagi kalian”. (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamash-Shaghir dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)
Tentang keistimewaan hari Jum’at, beberapa riwayat hadits juga menerangkan bahwa seseorang akan terlepas atau terpelihara dari adzab kubur atau fitnah kubur apabila kematiannya pada hari Jumat.
Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam Sunan-Nya, dari hadits Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at melainkan Allah melindunginya dari siksa kubur”. (HR. Al-Tirmidzi, no. 1043)
Para ulama berselisih tentang status hadits ini. Imam al-Tirmidzi menyifatinya sebagai hadits gharib dan terputus sandanya. Al-Hafidz Ibnu Hajar menyifatinya sebagai hadits sanadnya dhaif.
Selain dari sisi sanad-nya, hadis tersebut memiliki kejanggalan dari aspek matan (isi) nya. Kejanggalan tersebut karena ia bertentangan dengan kemahaadilan Allah.
Masalah keterbebasan dari azab kubur bergantung dengan amal ibadah seorang hamba selama hidup di dunia, bukan pada waktu kapan ia meninggal.
Al-Mubarakfuri dalam Syarh al-Tirmidzi menjelaskan makna fitnah kubur pada hadits di atas,
“Maksudnya: siksanya dan pertanyaannya. Dan itu mengandung makna mutlak dan taqyid. Dan makna pertama lebih tepat dengan disandarkan kepada karunia Allah”. (Tuhfah al-Ahwadi: 4/160)
Dan keterangan ini hanya tanda atau indikasi baik bagi orang muslim yang meninggal pada hari tersebut. Tapi tidak menjadi dasar pasti untuk memastikan secara personal bahwa dia benar-benar aman dari siksa kubur.
Masalahnya kita tidak tahu akan meninggal kapan. Yang jelas maut itu pasti akan kita hadapi dan kita tidak bisa memilih untuk meninggal kapan, atau minta segera dimajukan dan dimundurkan barang sedetikpun.
Yang bisa kita lakukan adalah memupuk dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah dan Rasulnya, berdoa agar meninggal dalam keadaan baik atau Husnul Khotimah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kuburan adalah pemberhentian pertama dari pemberhentian akhirat. Jika selamat darinya, maka apa yang setelah itu lebih mudah baginya, tapi jika dia tidak selamat maka yang setelahnya akan lebih sulit baginya”. (HR. Imam Tirmidzi)
Inilah doa agar terlepas dari siksa kubur yang sangat mengerikan :
Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal.
“Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad-Dajjal”. (HR. Muslim)
Semoga Kita Selalu Sehat & Bahagia.
Barakallahu fiikum.
Allahul Musta’an.
Hanya Allah Penolong Kita.
#Amalan apa saja agar terhindar dari siksa kubur? Tunggu kajian berikutnya.