KTQS # 1751
MAKA NIKMAT TUHANMU YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?
Didalam Surat Ar-Rahman ada pengulangan satu ayat yang berbunyi :
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Fabiayyi alaa’i rabbi-kumaa tukadzdzibaan
Artinya, Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang ‘Kamu Dustakan’?
Kalimat ini diulang-ulang sebanyak 31x oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hanya ini surat didalam al-Quran yang diawali dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hanya ini surat didalam al-Quran yang mengulang ayat sampai 31x.
Apa gerangan makna kalimat tersebut ?
Setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, lalu Allah bertanya :
“Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang ‘Kamu Dustakan’?
Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah menggunakan kata “DUSTA”, bukan kata “INGKAR”.
Hal ini menunjukkan bahwa Nikmat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari.
Yang sering dilakukan manusia adalah ‘Men-Dustakan’-Nya.
Dusta berarti ‘Menyembunyikan Kebenaran’. Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah ‘Diberi Nikmat’ oleh Allah, tapi mereka ‘menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka…. MENDUSTAKANNYA.
Tidak mau mengakuinya.
Bukankah kalau kita mendapat rezeki banyak, kita katakan bahwa itu karena hasil dari ‘Kerja Keras’ kita…???
Kalau kita berhasil meraih gelar Sarjana S1, S2, bahkan S3, itu karena ‘Otak Kita’ yang cerdas…???
Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena ‘kepiawaian kita’, kita ‘Pandai Menjaga’ Pola Makan dan Rajin ber-Olah Raga, dan sebagainya.
Semua nikmat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita, tanpa sadar, kita telah melupakan Peranan Allah. Kita sepelekan kehadiran Allah disemua keberhasilan yang kita raih, kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah.
“Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu dustakan…?”
Kita telah bergelimang kenikmatan : Harta, Pasangan Hidup, Anak-anak yang telah kita miliki.
Semua Nikmat itu akan Ditanya pada Hari Kiamat Kelak. “Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan ‘Nikmat’ yang kamu peroleh saat ini” (QS At-Takatsur : 8)
Sudah siapkah kita menjawab dan Mempertanggung Jawabkannya?
“Dan jika kamu menghitung Nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya”. (QS An-Nahl : 18).
Tidak patutkah kita Bersyukur
Kepada-Nya?
– Ucapkan Alhamdulillah.
– Berhentilah mengeluh, apalagi membanggakan diri.
– Jalani Hidup ini dengan ikhlas, tawadhu sebagai bagian dari Rasa Syukur kita.
– Dan jangan lupa berbagi, sebagai bukti nyata bahwa kita bersyukur.
Mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang bisa selalu mensyukuri nikmat Allah dan tidak mendustakannya. Aamiin.
Semoga Kita Selalu Sehat & Bahagia.
Barakallahu fiikum.