Kajian Tematis al-Qur’an
& as-Sunnah # 362-368
ILMU 1 : PENTINGNYA ILMU
Al Imam asy Syafi’i ra berkata:
مَنْلَمْيَذُقْمُرَّالتَّعَلُّمِسَاعَةً
تَجَرَّعَذُلُّالْجَهْلِطُوْلَحَيَاتِهِ
وَمَنْفَاتَهُالتَّعْلِيْمُوَقْتَشَبَابِهِ
فَكَبِّرْعَلَيْهِأَرْبَعًالِوَفَاتِهِ
Barangsiapa yang tidak pernah mencicipi pahitnya belajar.
Maka dia akan meneguk hinanya kebodohan di sepanjang hidupnya…
Barangsiapa yang tidak menuntut ilmu di masa muda.
Maka bertakbirlah empat kali, karena sungguh dirinya telah wafat…
(Diwan al Imam asy Syafi’i)
ILMU 2 : BERILMULAH sebelum BERAMAL
Nabi saw bersabda:
طَلَبُالْعِلْمِفَرِيضَةٌعَلَىكُلِّمُسْلِمٍ
Menuntut ilmu merupakan KEWAJIBAN atas setiap muslim. (HR. Ibnu Majah no:224 dari Anas bin Malik)
Tidak boleh seorang muslim beramal berdasarkan hadits dho’if bahkan palsu atau mengikuti kebiasaan tradisi, Namun beramal-lah sesuai yg Rasul saw ajarkan dalam hadits yg shahih.
Hadits-hadits Shahih adalah salah satu jalan utama dalam beribadah kepada AllahSWT menurut apa yg disyariatkan dan dicontohkan oleh Nabi SAW dalam rangka ‘ittiba’ (mengikuti dan mencontoh) Rasulullah SAW, mengetahui, memahami, mendalami, mengamalkan dan menghidupkan SUNNAH.
Allah berfirman :
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, IKUTILAH AKU (ikuti Muhammad), niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. (QS.Ali Imran: 31)
“Sesungguhnya telah ada PADA (DIRI) RASULULLAH ITU SURI TELADAN yg baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yg mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat” (QS.Al-Ahzab: 21)
Allah memerintahkan kita untuk mengikuti Sunnah-sunnah Rasulullah Saw.
Kalau haditsnya Shahih, AMALKAN, karena itu berasal dari Rasulullah Saw.
Kalau haditsnya Dhoif atau Palsu, TINGGALKAN, karena itu bukan dari Rasulullah Saw.
Mudah kan ?
Masih banyak amalan-amalan yg shahih sesuai tuntunan Rasul Saw yg belum kita amalkan.
Contohnya, ada Shalat Tahajud, shalat sunat Rawatib, shalat Dhuha, shalat syukrul wudhu.
Ada puasa Senin Kamis, puasa Daud (puasa selang sehari), puasa 3 hari tgl 13,14,15 di bulan hijriyah.
Itu saja akan membuat waktu kita habis utk mengamalkannya.
Lalu, utk apa mengamalkan ibadah-ibadah yg berasal dari hadits-hadits dhaif / palsu yg artinya adalah ibadah tsb bukan dari Rasulullah Saw ?
Ibnu Mas’ud ra mengatakan : “…apakah kalian berada dalam agama yg lebih baik dari agamanya Muhammad?”
ILMU 3 : KEBAIKAN versi SUNNAH & KEBAIKAN versi AKAL
1). TANYA :
Asww Bang Ustadz, jadi kita tidak boleh puasa di bulan Rajab ?
JAWAB :
Wslm, Bedakan Puasa Rajab dan Puasa dibulan Rajab. Klo PUASA RAJAB tidak ada, PUASA DI BULAN RAJAB banyak.
Misalnya, puasa Senin-Kamis, puasa Daud atau puasa ayyamul biid, termasuk membayar puasa wajib ramadhan.
2). TANYA :
Ust, Kan Puasa dan shalat itu adalah perbuatan baik? Kenapa dilarang?
JAWAB :
Ya banyak yg mengatakan, “Berpuasa adalah baik, banyak manfaat dan kebaikannya dan banyak dianjurkan dalam alquran juga shalat sunat”
Begini, Ibadah TIDAK CUKUP DENGAN NIAT BAIK SAJA, setiap amalan apapun juga harus ada TUNTUNAN dari Rasul saw, termasuk dalam puasa Rajab dll
Perhatikan peristiwa ini :
Ketika Ibnu Mas’ud melewati suatu masjid, di dalamnya terdapat orang-orang yg sedang DUDUK MEMBENTUK LINGKARAN. Mereka bertakbir, bertahlil, bertasbih DENGAN CARA YANG TIDAK PERNAH diajarkan oleh Rasulullah saw.
Lalu Ibnu Mas’ud melarang mereka dgn mengatakan,
“CELAKALAH KALIAN!, wahai umat Muhammad! Begitu cepat kebinasaan kalian!, APAKAH KALIAN BERADA DALAM AGAMA YG LEBIH BAIK DARI AGAMANYA MUHAMMAD? Ataukah kalian ingin membuka pintu kesesatan ?”
Mereka menjawab, ”Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami hanya menginginkan kebaikan”
Ibnu Mas’ud berkata,
“Betapa banyak orang yg menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”. (HR. Ad Darimi)
Dalam peristiwa tsb apa yg salah? Mereka berdzikir, AKAL kita mengatakan itu adalah kebaikan namun dalam kaidah hukum syara’ / SUNNAH itu adalah amalan buruk krn Rasulullah tdk mengajarkan membaca dzikir seperti itu.
Jadi, Lakukan Amalan Sunnah yg akan menyelamatkanmu dan tinggalkan Amalan Akal yg akan menyesatkanmu.
ILMU 4 : Kenapa Hadits Palsu sangat dibenci ?
Hadits palsu adalah suatu yg sangat dibenci. Karena ia merusak keaslian agama Islam yg dibawa Rasulullah Saw, ia mengandung fakta yg tidak tepat, kisah yg tidak dapat diterima akal. Oleh sebab itu, muncul berbagai ancaman Rasulullah ttg amalan hadits palsu.
“Pada akhir zaman akan ada para DAJJAL dan PENDUSTA. Mereka membawa kepada kamu hadits-hadits yg tidak pernah kamu dan bapak-bapakmu mendengarnya (HADITS-HADITS PALSU). Kamu hendaklah BERHATI-HATI dgn mereka agar mereka tidak MENYESATKANMU kamu dan memfitnah kamu (menipu kamu sehingga yg BATHIL disangkakan BENAR)”. (Mukaddimah Shahih Muslim)
Pesan Kepada Penyebar Hadits Palsu.
Muhammad Rasulullah saw, bersabda, “Barangsiapa menceritakan dariku suatu hadits yg ia ketahui hadits itu bohong, maka ia adalah SEORANG PEMBOHONG”. (HR. Muslim)
Maka, apakah tega kita menyebarkan hadits palsu yg jelas MENIPU di dalam urusan agama dgn MENJUAL NAMA RASULULLAH sedangkan beliau tidak pernah menyebutkannya?
Tidak perlu kita menambah apa yg sudah sempurna karena setiap yg ditambah itu menampakkan keburukan. Ingatlah bahwa Allah Swt telah berfirman:
ۚالْيَوْمَأَكْمَلْتُلَكُمْدِينَكُمْوَأَتْمَمْتُعَلَيْكُمْنِعْمَتِيوَرَضِيتُلَكُمُالْإِسْلَامَدِينًا
“Pada hari ini, AKU TELAH SEMPURNAKAN bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah ridhoi Islam itu menjadi agamamu”. (al-Maidah: 3)
Allah Swt telah menyempurnakan Islam serta menjaga Keaslian Sunnah-sunnah Rasul-Nya melalui ulama-ulama berilmu dari serangan hadits-hadits palsu yg sengaja dibuat oleh kaum Yahudi, Nashrani, Atheis serta kaum jahiliyah utk menyesatkan kaum muslimin
ILMU 5 : Suatu amalan yang dibangun tanpa ilmu akan mendatangkan kerusakan dan bukan kebaikan.
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz mengatakan,
منعبداللهبغيرعلمكانمايفسدأكثرممايصلح
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah TANPA ILMU, maka dia akan membuat banyak KERUSAKAN daripada mendatangkan KEBAIKAN”. (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
A. Syarat Diterimanya Amal:
1.IKHLAS: Karena Allah Swt saja
2.MUTABA’AH: Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW (menurut perintah)
Pesan Rasulullah kepada kita :
“WAJIB ATAS KALIAN BERPEGANG-TEGUH DENGAN SUNNAHKU dan sunnah khulafaur-rasyidin yg mendapat petunjuk setelahku, gigitlah dengan gigi geraham (pegang erat-erat dan jauhilah perkara-perkara baru yg tidak diajarkan agama, karena hal itu adalah mengada-ada dan itu adalah sesat”. (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah)
B.Syarat Kesempurnaannya Amal:
1. BERPEGANG-TEGUH
خُذُوامَاآتَيْنَاكُمْبِقُوَّةٍ
“Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu…”. (Al-Baqarah: 2)
2. BERSEGERA
وَلاتَنِيَافِيذِكْرِي
“..dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku..; (Thaahaa:42)
Dari Anas r.a. pula dari Rasulullah saw, sabdanya: “Ada 3 MACAM mengikuti mayat itu ketika di bawa ke kubur, yaitu KELUARGANYA, HARTANYA dan AMALNYA. Yang dua kembali dan satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali sedang amalnya tetap mengikutinya”. (Muttafaq ‘alaih)
ILMU 6 : ANCAMAN MENOLAK SUNNAH
Sahabatku…
BARANGSIAPA YG MENGANGGAP BAIK SUATU AMALAN, PADAHAL TIDAK DICONTOHKAN OLEH RASULULLAH SAW berarti dirinya telah MENCIPTAKAN HUKUM SYARA’ / SYARIAT SENDIRI,
Sebagus apapun amalan tsb.
Rasulullah Bersabda, “Barang siapa yg beramal bukan diatas petunjuk kami, maka amalan tersebut TERTOLAK”. (Muttafaqun alaihi, dari lafazh Muslim)
Pesan Rasulullah kepada kita :
“WAJIB ATAS KALIAN BERPEGANG-TEGUH DENGAN SUNNAHKU…jauhilah perkara-perkara baru yg tidak diajarkan agama, karena hal itu adalah mengada-ada dan itu adalah sesat”. (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah)
Melaksanakan Sunnah dan menyampaikannya adalah hal yg sangat berat ditengah-tengah umat yg masih terbelenggu tradisi.
Malah kita dituduh menyampaikan hal yg sesat, padahal merekalah yg tersesat sesungguhnya.
Perhatikan ancaman Rasulullah :
((مَنْرَغِبَعَنْسُنَّتِيْفَلَيْسَمِنِّيْ))
“Barangsiapa yang MENOLAK SUNNAHKU maka dia BUKANLAH BAGIAN DARIKU”. (H.R. Bukhari [5063] dan Muslim [1401])
Sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yg TAAT KEPADAKU maka ia telah TAAT KEPADA ALLAH, dan Barangsiapa yg TIDAK TAAT KEPADAKU berarti TIDAK TAAT KEPADA ALLAH”. (HR. Bukhari, kitab al-Jihad, bab Yuqatilu min Wara’il Imam, juz-IV, hal.61)
Na’dzubillah…
Jadi yang dinilai oleh Allah dari amalan kita adalah KETAATANNYA KEPADA RASULULLAH SAW UNTUK MENGIKUTI SUNNAHNYA bukan karena AMALANNYA.
Sehingga TIDAK BISA kita mengatakan, “Yang penting beribadah dan berniat baik, yang menilai Allah ini”
Sahabatku…
Mari kita hidupkan Sunnah Rasulullah Saw dan tinggalkan semua ibadah-ibadah yang bukan berasal dari Rasulullah Saw, yg dibuat oleh kaum Yahudi, Nashrani serta kaum jahiliyah utk menyesatkan kaum muslimin.
Salam!