Kajian Tematis al-Qur’an & as-Sunnah # 357-360
R A J A B
Pernah dapat Broadcast BBM seperti ini?
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan rajab, dari sahabat nabi,
“Barang siapa puasa 2 hari di awal rajab seakan ibadah 2 thn dan
Barang siapa melaksanakan dan mengingatkan org lain ttg hal ini seakan ibadah 80 thn”
Mari kita kaji tentang hadits-hadits bulan Rajab :
Beberapa Hadits Palsu
Hadits Palsu Seputar Amalan Bulan Rajab, Sya’ban
1).“Barang siapa yang menghidupkan satu malam bulan Rajab dan berpuasa di siang harinya, Allah Swt akan memberinya makanan dari buah buahan sorga- dan seterusnya”.
(Diriwayatkan dalam kitab Allaalaiy dari jalan Al Husain bin `Ali Marfu’)
Keterangan:
HADITS MAUDHU’ (PALSU)
2). “Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur-an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba”.
(Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.”
Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky)
Keterangan:
HADITS MAUDHU’ PALSU)
KESIMPULAN:
Sangat banyak hadits-hadits tentang keutamaan bulan Rajab.
Berkata `Ali bin Ibraahim Al `Atthor dalam satu risalahnya : “Sesungguhnya apa apa yang diriwayatkan tentang keutamaan tentang puasa di bulan Rajab, SELURUHNYA PALSU & LEMAH.
Berkata dia : “`Abdullah Al Anshoriy tidak pernah puasa di bulan Rajab, dan dia melarangnya, kemudian berkata : “TIDAK ADA YANG SHAHIH dari Nabi Muhammad Saw satupun hadist mengenai keutamaan bulan Rajab.”
Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim mengutamakan dan melakukan ibadah yang khusus pada bulan Rajab
Puasa Khusus di Bulan Rajab Berdasarkan Hadits Palsu
Ibnu Taimiyah berkata:
”Adapun mengkhususkan bulan Rajab dan Sya’ban untuk berpuasa pada seluruh harinya atau beri’tikaf pada waktu tersebut, makaTIDAK ADA TUNTUNANNYA DARI NABI SAW dan para sahabat mengenai hal ini. Semua hadits yang menyebutkan keistimewaan BERPUASA PADA BULAN RAJAB ADALAH DHOIF/LEMAH, bahkan MAUDHU’/PALSU. Tidak ada satupun hadits yang bisa dijadikan sandaran bagi para ulama untuk diamalkan”. (Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291)
Dari Kharsyah bin al-Harr, dia berkata : “Aku pernah melihat Umar ra memukul telapak tangan orang2 yang berpuasa Rajab, hingga mereka pun meletakkan tangan di atas makanan. Umar pun berseru “Makanlah! HANYA ORANG-ORANG JAHILIYAH YANG MENGAGUNGKAN BULAN RAJAB”. (HR. Ibnu Abi Syaibah di dlm al-Mushannaf, hadits ini shahih)”
Tiga imam Hadits:Imam An Nawawi, Imam As Suyuti & Imam Ibnu Hajar Al Asqalani, Mereka berkata: “Hadits Hadits yg berkaitan dgn Keutamaan & Amalan amalan Bulan Rajab & Sya’ban, Jangankan Shahih, Dha’ifpun Tidak Ada, ARTINYA SEMUANYA MAUDHU'(PALSU)”
WASPADALAH TERHADAP PARA PENDUSTA ATAS NAMA NABI DGN HADITS HADITS PALSU.
Dari Samurah bin Jundub dari Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa yang menceritakan satu hadits dariku, padahal dia tahu bahwa hadits itu dusta, maka dia termasuk salah seorang dari dua pendusta”. (HR. Ahmad (V/20), Muslim (I/7) dan Ibnu Majah (no. 39))
Rasulullah Bersabda, “Barang siapa yang BERAMAL BUKAN diatas PETUNJUK kami (RASULULLAH), maka amalan tsb TERTOLAK”. (Muttafaqun ‘alaihi)
Orang yg mau mendengarkan nasehat yg baik, dia akan berusaha meninggalkan segala bentuk amalan yg tidak sesuai Sunnah Rasulullah Saw.
Jadi, TIDAK ADA PUASA APAPUN yg khusus dibulan Rajab dan Sya’ban, kecuali puasa2 sunnah yg shahih, Senin Kamis, Daud, 3 hari ditengah bulan hijriyah.
Sahabatku, kembalilah pada hukum Allah yang benar agar amalanmu di terima…
SEJARAH RITUAL MALAM NISHFU SYA’BAN
apakah Anda pernah mendapat BM/pesan seperti ini ?
assalamu’alaikum,,
mw ngingetin kalau malam minggu ini nifsyu sya’ban (tutupnya buku amal).
Sebelum terlambat sya mw mnta maaf sma smuanya klau sya punya salah, baik sengaja atw tdak..
NABI MUHAMAD SAW b’sabda: brang siapa yg m’ingatkn kdatangn bulan ini, HARAM API NERAKA bagi nya.
MARI KITA KAJI :
Orang yg pertama kali menghidupkan shalat Alfiyah ini pada malam Nishfu Sya’ban adalah Babin Abul Hamroo’, tinggal di Baitul Maqdis thn 448 H.
Suatu saat di malam Nishfu Sya’ban dia melaksanakan shalat di Masjidil Aqsho. Kemudian jama’ahnya bertambah banyak. Lalu amalan yg dia lakukan tersebarlah di Masjidil Aqsho dan di rumah-rumah kaum muslimin, sehingga shalat tersebut seakan-akan menjadi sunnah Nabi. (Al Bida’ Al Hawliyah, 299)
Shalat ini dinamakan shalat Alfiyah (artinya 1000). Jumlah 100 raka’at dan setiap raka’at membaca surat Al Ikhlas 10 kali. Jadi total surat Al Ikhlas yg dibaca adalah 1000 kali.
KESIMPULAN :
1).Ritual Nishfu Sya’ban terjadi hampir 5 abad setelah Nabi Wafat. Maka jelas BUKAN SUNNAH Nabi saw.
2).Yg pertama kali mengadakan Ritual Nishfu Sya’ban org yg bernama : Babin Abul Hamro ini, BUKAN SEORANG ULAMA MU’TABAR (yg dikenal, diakui dan diikuti) keilmuannya.
3).Ulama Ulama yg Mu’tabar :
Imam ibnu Jauzi, An Nawawi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Rajab, Ibnu Katsir, Ibnu Hajar dll telah MENGINGKARI Ritual Nishfu Sya’ban.
4). Jadi menghidupkan malam nisfu sya’ban dgn ibadah ( do’a, membaca yaasin, kumpul-kumpul dgn do’a barokah untuk air, shaum dsb.) BUKAN SUNNAH Nabi Saw.
5). Meminta maaf di malam Nisfu Sya’ban adalah perbuatan yg berlebihan dan mengada-ada. (Lebay / alay) dan BUKAN SUNNAH Nabi Saw.
6). Jauhi Ibadah khusus di bulan Rajab dan Sya’ban karena semua haditsnya adalah PALSU.
DOA BULAN RAJAB
Menceritakan kepada kami Abdullah, Ubaidullah bin Umar, dari ZAIDAH bin Abi ar-Raaqod, dari ZIYAD an-Numairi, dari Anas bin Malik berkata ia, Nabi saw apabila masuk bulan Rajab, beliau berdo’a ;
“ALLAHUMMA BARIKLANA FI RAJAB WA SYA’BAN WA BALLIGHNA RAMADHAN”
Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.
Kemudian beliau berkata, “Pada malam jumatnya ada kemuliaan, dan siangnya ada keagungan. (Musnad Imam Ahmad 1/259)
Kita sering mendengar do’a yg tsb saat mendekatnya bulan suci Ramadhan.
Namun yg menjadi persoalan adalah, apakah benar do’a ini berasal dari Rasulullah (haditsnya shahih)?
Hadits tersebut memiliki 2 cacat di sanadnya :
1. Rawi bernama : ZIYAD bin Abdullah An-Numairy
Berkata Yahya bin Ma’in, Abu Daud, Ibnu Hajr : Haditsnya Dhaif
2. Rawi bernama : ZAIDAH bin Abi Ar-Raaqod
– Berkata Bukhari, Baihaqi : Haditsnya Mungkar.
– Abu Daud, An-Nasa’i : Aku tidak mengenalnya
– Adz-Dzahaby berkata : Tidak bisa dijadikan hujjah
– An-Nawawi : Terdapat kedhaifan dalam sanadnya.
Jadi doa itu bukan berasal dari Rasulullah Saw.
———-
RENUNGAN :
Menurut Dr Yusuf al-Qardhawi: Di dalam kaidah syara’, TIDAK DIBOLEHKAN MENENTUKAN sesuatu hari khusus utk berpuasa atau sesuatu malam yg tertentu utk dihidupkan dgn ibadah TANPA BERSANDARKAN KEPADA NASH SYARA’ (hadits shahih) karena sesungguhnya urusan ibadah ini bukanlah urusan kita, tetapi ia adalah HAK ALLAH SEMATA-MATA.(Fatawa al-Muasarah, 2/343)
Begitu banyak orang yg TERSESAT dgn amalan yg tidak ada rujukannya dari Rasulullah saw, sehingga mereka MENGIRA telah MENDAPATKAN KEBAIKAN dari ibadah tersebut, padahal TIDAK DAPAT APA-APA.
Rasulullah Saw bersabda,
“Betapa banyak org yg menginginkan kebaikan (dari ibadah yg dilakukannya), namun tidak mendapatkannya”. (HR. Ad-Darimi 204 dari Abdullah bin Mas’ud. Na’udzubillah.