KTQS # 1154
TAKBIR INTIQAL : KONDISINYA & KAPAN SAAT MENGANGKAT TANGAN ATAU TIDAK
Selain takbiratul ihram, di dalam shalat ada takbir intiqal, artinya perpindahan, karena takbir-takbir ini dilakukan ketika perpindahan dari satu gerakan ke gerakan yg lain. Dikecualikan, ketika beranjak dari rukuk mengucapkan tahmid (bukan takbir). (Syaikh Abdul Aziz Ath Tharifi, Shifatu Shalatin Nabi, 113).
Diwajibkan, berdalil dgn hadits Abu Hurairah, “Rasulullah Saw ketika shalat, beliau bertakbir saat berdiri, kemudian bertakbir ketika akan rukuk dan mengucapkan : ‘sami’allahu liman hamidah’, yaitu ketika ia mengangkat punggungnya dari ruku. Dan ketika sudah berdiri beliau mengucapkan : ‘rabbanaa wa lakal hamd’. Kemudian beliau bertakbir ketika akan bersujud. Kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya (bangun dari sujud). Kemudian beliau bertakbir lagi ketika akan bersujud. Kemudian bertakbir lagi ketika mengangkat kepalanya (bangun dari sujud). Kemudian beliau melakukan hal itu dalam semua rakaat hingga selesai shalat”. (HR. Al Bukhari 789).
Lalu dimana saja yg dilakukan sambil mengangkat tangan?
Hadits dari Ibnu Umar ra, “Nabi Saw biasanya ketika memulai shalat, ketika takbir untuk ruku’ dan ketika mengangkat kepala setelah ruku’, beliau mengangkat kedua tangannya setinggi pundaknya”. (HR. Bukhari 735).
Ibnu Umar ra : “Adalah Nabi saw apabila berdiri dari dua raka’at (menuju raka’at ketiga), maka beliau mengangkat dua tangannya”. (HR Imam Al-Bukhori 739 dan An-Nasa’i, 3/3)
Hadits Abu Humaid ra : “..sebagaimana beliau bertakbir ketika takbiratul ihram.” (HR. Abu Dawud 730)
Jadi disunnahkan bertakbir sambil mengangkat kedua tangan dalam sholat pada 4 keadaan :
1. Saat hendak memulai sholat,
2. Saat hendak ruku’,
3. Saat mengucapkan ‘Sami’ Allahu Liman Hamidah’,
4. Saat hendak berdiri dari raka’at kedua menuju raka’at ketiga.
Catatan : Berdiri dari raka’at kesatu menuju raka’at kedua dan dari ketiga menuju keempat, bertakbir tanpa mengangkat tangan.
Salam !