KTQS # 1973
NABI & DUKUN
“Katakanlah (wahai Muhammad) : ‘Aku tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula kuasa menolak kemadharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan andaikata aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman'”. (al-A’raf/7: 188)
Ayat di atas sangat jelas dan terang benderang bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja tidak mengetahui hal yang ghaib, kecuali yang diwahyukan langsung oleh Allah.
Dan fenomena sekarang ini banyak dukun yang mengaku tahu hal yang ghaib, seperti meramal artis atau pejabat yang akan meninggal tahun
depan, tahu pemenang Pemilu, tahu cara penglaris dagangan, tahu jodoh orang lalu pakai guna guna atau santet, dIl.
‘Aisyah, Ummul Mukminin Radhiyallahu anhuma berkata :
“Barang siapa yang mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui apa yang akan terjadi di esok hari, maka sungguh dia telah berbuat dusta yang besar kepada Allah Azza wa Jalla (Karena) Allah Azza wa Jalla telah berfirman (yang artinya), ”Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”. (QS. An-Naml 65, Sirah Nabawiyah fi Dhauil Mashadir al-Ashliyyah)
Wahai Dukun atau orang pintar yang berkedok Kyai atau Ustadz ! Bagaimana mungkin kalian mengetahui yang ghaib, sedangkan Nabi saja tidak mengetahui ? Apakah kalian lebih mulia daripada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam ?
Sesungguhnya kalian telah kafir karena ucapan itu. Kenapa Rasul tidak mengetahui yang ghaib, sedangkan kalian mengetahui ?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridahiNya…”. (QS. al-Jin/ : 26-27)