KTQS # 1951 MENUNDA SHALAT

KTQS # 1951

MENUNDA SHALAT

1. Ketika tidak ada air

Mazhab Asy-Syafiiyah menegaskan lebih utama menunda sholat tetapi

dengan tetap berwudhu menggunakan air, dari pada melakukan sholat di awal

waktu, tetapi hanya dengan

bertayammum dengan tanah. Namun jika safar boleh bertayamum walaupun ada air.

2. Ketika sedang menunggu jamaah

“Dan waktu Isya kadang-kadang, bila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat mereka (para sahabat) telah berkumpul, maka dipercepat. Namun bila beliau melihat mereka berlambat-lambat, maka beliau undurkan. (HR Bukhari Muslim)

3. Ketika cuaca panas pada siang hari sangat menyengat

Anas bin Malik berkata bahwa

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyegerakan sholat bila dingin sedang menyengat. Tetapi bila panas sedang menyengat, beliau mengundurkan sholatnya. (HR. Bukhari)

4. Ketika berbuka puasa

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunda pelaksanaan sholat Maghrib khususnya bila beliau sedang berbuka puasa. Padahal waktu Maghrib sangat pendek. “Senantiasa manusia dalam kebaikan selama dia menyegerakan berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Ketika sajian makanan telah

terhidang atau siap disantap.

“Tidak ada sholat ketika makanan telah terhidang.” (HR Muslim)

6. Ketika ingin buang air kecil atau besar.

“(Tidak ada sholat) ketika menahan kencing atau buang hajat.” (HR Muslim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *