KTQS # 1762
DOA SELAMAT
اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ
Allahumma inna nas aluka salamatan fiddiini wa ‘aafiyatan fil jasadi waziaadatan fil’ilmi wabarakatan firrizqi wataubatan qablal maut warahmatan ‘indal maut wamaghfiratan ba’dal maut allahumma hawwin’alainaa fii sakaraatil maut wa najjata minanaari wal’afwa indal hisaab.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut.
Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab”
Doa ini sering sekali kita temui di dalam buku Yasin,Tahlil dan Do’a. Dalam Penulisan di Buku tsb ada Do’a Tahlil Bagi yang sudah wafat, ada Bacaan Dzikir dan Surat Yasin.
Biasa nya dibaca Ketika Kenduri (Tahlilan) di Hari ke1,3,7,100,dst).
Do’a tersebut “Allohumm- a innaa Nas’aluka Salamatan Fiddiin…dst”, disebut dengan Do’a Selamat.
Lalu Bagaimana kedudukan Do’a Selamat tsb?
Do’a itu adalah permohonan dari Hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, selain ada adab Do’a, juga redaksi (Bacaan) Do’a nya harus dengan bahasa yang difahami (Baik bahasa Arab/Daerah).
Untuk Do’a berbahasa Arab, bisa dari Al Qur’an, Al Hadis, Atsar Sahabat ataupun dari Para Ulama.
Kesimpulan:
1. Do’a Selamat tsb kemungkinan Do’a dari Para Ulama, karena tidak ditemukan di dalam kitab-kitab hadits artinya Do’a tsb bukan berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Redaksi (isi) Do’a Selamat tsb Isi nya bisa dipakai dalam Berdo’a.
3. Do’a tersebut Ada dalam buku Tahlil, Dzikir dan Yasin Fadhilah yang biasa dibaca dikenduri wafat nya seseorang di hari ke1,3,7,100 dst.
Bagi yang berfaham acara Tahlilan Kematian itu tidak ada dalam sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan berarti Do’a dan Surat Yasin nya tidak baik, hanya penentuan tempat dan waktu yang ditetapkan harus hari ke 1,3,7,100 dst agar Berfadhilah atau waktu paling utama itu yang mesti diluruskan.
Jadi Do’a Selamat tersebut sama seperti surat Yasin. Syariat berdo’a membaca Surat Yasin bisa disemua waktu dan tempat. Syariat tidak menetapkan di waktu dan tempat tertentu seperti kenduri hari wafat seseorang.
4. Tidak tepat jika menetapkan dan menentukan baca Do’a Selamat dan Yasin hanya khusus pada acara Kenduri/Tahlilan yang wafat.
Kita sepakat dari semua Madzhab manapun, bahwa yang akan memberikan manfaat bagi si Mayit/Jenazah/ selain Amal Sholeh nya selama hidup adalah Do’a dari orang-orang yang merasakan kebaikannya.
Kapan Berdo’a kepada yang telah wafat?
1. Waktu Bertakziah (Melayat, baik sebelum atau pun sesudah Dimandikan, Dikafani.
2. Waktu Sholat Jenazah, isi Do’anya adalah Pemohonan ampun dan maaf, dijauhkan dari Azab Qubur untuk Almarhum/Almarhumah.
3. Waktu Menguburkan, setelah Mayit dikuburkan dan rata dengan tanah, seseorang berdiri meminta yang hadir yang mengantarkan jenazah untuk memohonkan ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meminta ketetapan Bagi Almarhum/Almarhumah agar bisa Menjawab petanyaan-pertanyaan di Alam kubur.
4. Kapan atau dimana pun bisa berdo’a asal pada waktu dan tempat yang disyariatkan.
Semoga Kita Selalu Sehat & Bahagia.
Barakallahu fiikum.
Allahul Musta’an.