KTQS # 1423
BERZIARAH KUBURAN NABI SAW DIDALAM MASJID?
Dari Jundab, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Ingatlah bahwa orang sebelum kalian, mereka telah menjadikan kubur nabi dan orang sholeh mereka sebagai masjid. Ingatlah, janganlah jadikan kubur menjadi masjid. Sungguh aku benar-benar melarang dari yang demikian” (HR. Muslim no. 532).
Sesungguhnya Nabi Saw tidak dimakamkan di dalam masjid Nabawi seperti yang kita saksikan sekarang ini, tapi beliau dimakamkan dikamar dirumah beliau, karena beliau wafat dikamar tsb. Sedangkan masjid letaknya diluar rumah beliau tidak bersatu atapnya. Karena pelebaran masjid Nabawi pada tahun 94 H, maka masuklah rumah beliau (makam) kedalam masjid. Rumah Nabi saw dan ‘Aisyah itu tidak dibongkar, makam beliau pun tidak dibangun apapun serta terpisah dari masjid karena adanya dinding rumah.
Ini kisahnya,
Sahabat Abu Bakar meminta agar Rasul dikuburkan di tempat tidurnya, di mana beliau meninggal. Sebagaimana riwayat berikut :
Dari Malik, bahwasanya sampai khabar kepadanya, bahwasanya Rasulullah SAW wafat pada hari Senin, diqubur pada hari Selasa (malam Rabu) dan orang-orang menshalatkan jenazah beliau sendiri-sendiri, tidak ada seseorang yang mengimami mereka.
(Lalu para shahabat berselisih pendapat tentang dimana Rasulullah SAW akan dimakamkan). Ada yang berkata, “Dimakamkan saja di dekat mimbar”. Dan yang lain berkata, “Dimakamkan saja di Baqi’ ”. Lalu Abu Bakar Ash-Shiddiq datang dan berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang Nabi meninggal dunia melainkan ia diqubur di tempat yang ia meninggal padanya”.
Maka dibuatlah liang qubur di tempat beliau SAW meninggal. Dan ketika para shahabat akan memandikan jenazah Rasulullah SAW, mereka akan melepas gamis beliau, mereka mendengar suara, “Jangan kalian lepas gamis beliau”. Maka gamis beliau tidak dilepas dan beliau SAW dimandikan dengan memakai gamis”. (HR. Malik dlm. Al-Muwaththa’ juz 1, hal. 231, no. 27)
Salam !