Kajian Tematis al-Qur’an
& as-Sunnah # 384
Bermaaf-maafan Sebelum Ramadhan ? (Bag-2-habis)
Ini dia Hadits Shahih yg isinya sdh diselewengkan seperti dikajian #383, hadits ini terdapat pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254), Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212). isinya seperti ini :
عنأبيهريرةأنرسولاللهصلىاللهعليهوسلمرقيالمنبرفقال : آمينآمينآمينفقيلله : يارسولاللهماكنتتصنعهذا؟ ! فقال : قالليجبريل : أرغماللهأنفعبدأوبعددخلرمضانفلميغفرلهفقلت : آمينثمقال : رغمأنفعبدأوبعدأدركوالديهأوأحدهمالميدخلهالجنةفقلت : آمينثمقال : رغمأنفعبدأوبعدذكرتعندهفلميصلعليكفقلت : آمينقالالأعظمي : إسنادهجيد
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Saw naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’.
Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?”
Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku:
‘Allah melaknat seorang hamba yg melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’,
kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yg mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’.
Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yg tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.”
Dari sini jelaslah kedua hadits tsb (lihat kajian kemarin) adalah dua hadits yg berbeda.
Entah siapa orang iseng yg kreatif membuat tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan dgn ancaman shaum Ramadhannya tidak diterima, lalu sengaja menyelewengkan hadits shahih ini untuk mengesahkan tradisi tsb…Na’udzubillah !
Ada-ada aja ini orang iseng, ngerjain banged sih… hadeehhh #:-s
Yang jelas, hadits yg tidak ada asal-usulnya alias palsu itu artinya bukan hadits jadi tidak perlu kita hiraukan, apalagi diamalkan.
Alhamdulillah selesai kajiaannya, sekarang sudah tenang ya ?
Salam !