KTQS # 290 ZIARAH KUBUR (4-habis) :

ZIARAH KUBUR (4-habis) :

Nama besar (Tokoh) bukan tolak ukur kebenaran

Apabila mereka menjadi tolak ukur kebenaran maka kita telah menyembah mereka dan kubur-

kuburnya menjadi ramai dikunjungi orang untuk mendapatkan berkah dan dimintai pertolongan dan

pada akhirnya kubur mereka menjadi tempat ibadah.

Allah Swt berfirman:

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai sesembahan selain Allah,

dan (juga mereka menyembah) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh

menyembah Rabb Yang Maha Esa; tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia.

Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

[At-Taubah: 31]

Dari ‘Adi bin Hatim dikisahkan bahwa tatkala dia mendengar Nabi saw membaca ayat,

“Mereka (ahlul kitab) menjadikan para ulama (pendeta) dan rahib-rahib (ahli ibadah) mereka sebagai

tuhan sesembahan selain Allah.” (QS. At Taubah [9]: 31)

Maka Adi bin Hatim pun berkomentar kepada Nabi, “Sesungguhnya kami tidak menyembah

mereka.”

Maka Nabi mengatakan, “Bukankah mereka sudah mengharamkan apa-apa yang dihalalkan Allah

kemudian kalian pun ikut mengharamkannya?

Dan bukankah mereka juga menghalalkan apa-apa yang diharamkan Allah kemudian kalian pun ikut

menghalalkannya?”

Adi bin Hatim menjawab, “Memang demikian”

Maka Nabi pun bersabda, “Itulah wujud peribadahan kepada mereka.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Salam !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *