KTQS # 752
SETELAH KEMATIAN (3) : Berdoa, berziarah kubur & Orangtua non muslim
Do’a ini bisa kita panjatkan kapan dan di mana saja kita mau. Mendo’akan orang tua yang telah wafat tidak dibatasi dengan ziarah kubur, karena tujuan utama ziarah kubur adalah untuk mengingatkan akhirat (mati) bagi si peziarah bukan bagi orang yg diziarahi (simati).
Nabi saw bersabda: “fazuuruha fainnaha tudzakkirul aakhirah”. Artinya, ziarahi kubur, karena dapat mengingatkan kepada akhirat. (HR. Tirmidzi)
Tapi sayang, banyak yang beranggapan tujuan ziarah kubur untuk mendo’akan orang yang sudah meninggal, tidak salah namun tidak tepat.
Pernyataan ini tidak bermaksud menafikan do’a kepada almarhum saat ziarah, yang ingin di tegaskan bahwa berdo’a untuk orang tua yang telah wafat bukan saat ziarah saja, tapi kapan dan di mana pun kita dianjurkan untuk selalu mendo’akannya.
Berdo’a bisa menggunakan bahasa arab (dikutip dari Qur’an atau hadits) ataupun dengan bahasa apa saja yang bisa kita fahami.
Satu hal yang perlu diingat, apabila orang tua yang telah wafat itu berbeda agama (non-muslim), kita dilarang mendo’akannya sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut, “Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam”. (At-Taubah 9: 113)
Namun kalau orang tua yang berbeda agama itu masih hidup, kita diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk mendo’akannya agar diberi hidayah oleh Allah swt untuk masuk Islam.
Rasulullah saw. pernah mendo’akan agar pamannya, Abu Thalib masuk Islam, ini bukti bahwa kita boleh mendo’akan non muslim agar masuk Islam.
Salam !