KTQS # 624
SHALAT GERHANA
“Aisyah ra menuturkan bahwa pada zaman Nabi saw pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at”. (HR. Muslim no. 901)
“…Jika melihat hal tersebut (Gerhana) maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat & bersedekalah.” (HR. Al-Bukhari, no. 10144)
> Shalat Gerhana
1. Tidak ada adzan & iqamah & imam menyeru dengan kata “ash-shalatul jami’ah”.
2. Dilakukan dengan 2 rakaat, dan setiap rakaat ada 2 kali ruku.
Caranya :
A.
Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang sambil dikeraskan suaranya, (bukan lirih ) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
”Nabi saw mengeraskan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
B.
Kemudian ruku’ lalu Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
C.
Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dgn membaca surat Al Fatihah dan surat yg panjang.
D.
Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua), kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
E.
Kemudian sujud, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
F.
Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua. Lalu salam.
- Lebih utama dilakukan di masjid dgn berjama’ah & boleh dilakukan di rumah.
- Wanita boleh hadir bersama kaum pria.
- Khutbah setelah shalat.
-
Bersedekahlah.
Salam!