KTQS # 1247
SHALAT TARAWIH
TARAWIH 11 rakaat:
1. Hadits riwayat Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, dari ‘Aisyah : “Tidaklah (Rasulullah) melebihkan (jumlah rakaat) pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada selain bulan Ramadhan dari 11 rakaat.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari)
‘Aisyah mengatakan shalat malam Rasulullah yang beliau saksikan sendiri yaitu 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan atau bulan lainnya. “Beliaulah (Aisyah) yang paling mengetahui tentang keadaan Nabi di malam hari dari lainnya.” (Fathul Bari, 4/299)
“(Jumlah) rakaat (shalat tarawih) adalah 11 rakaat, dan kami memilih tidak lebih dari (11 rakaat) karena mengikuti Rasulullah, maka sesungguhnya beliau tidak melebihi 11 rakaat sampai beliau wafat.” (Qiyamu Ramadhan, hal. 22)
2. Dari Saaib bin Yazid beliau berkata: “’Umar bin Al-Khaththab memerintahkan pada Ubai bin Ka’b dan Tamim Ad-Dari untuk memimpin shalat berjamaah sebanyak 11 rakaat.” (HR. Al-Imam Malik, lihat Al-Muwaththa Ma’a Syarh Az-Zarqani, 1/361 no. 249)
Dalam Al-Irwa (2/192) tentang hadits ini: “(Hadits) ini isnadnya sangat shahih.”
TARAWIH 23 Rakaat:
Dari Yazid bin Ruman beliau berkata: “Manusia menegakkan (shalat tarawih) di bulan Ramadhan pada masa ‘Umar bin Al-Khaththab 23 rakaat.” (HR. Al-Imam Malik, lihat Al-Muwaththa Ma’a Syarh Az-Zarqaani, 1/362 no. 250)
Al-Imam Al-Baihaqi berkata: “Yazid bin Ruman tidak menemui masa ‘Umar (saat jaman Umar, Yazid belum lahir, maka sanadnya munqothi/terputus)”. (Nukilan dari kitab Nashbur Rayah, 2/154).
Asy-Syaikh Nashiruddin Al-Albani men-dha’if-kan hadits ini.
Shalat tarawih 23 rakaat adalah pendapat yang lemah karena dasar yang digunakan oleh pemegang pendapat ini hadits-hadits yang lemah.
Kesalahan lain pada pelaksanaan shalat tarawih yaitu dengan membaca dzikir-dzikir atau doa-doa tertentu yang dibaca secara berjamaah pada tiap-tiap dua rakaat setelah salam. Amalan ini adalah amalan yang bid’ah (tidak diajarkan oleh nabi).
Salam !