KTQS # 1054 (Ramadhan 13)
ITIKAF: Berhenti Sejenak Mencari Kesejatian Diri
TANDA-TANDA LAILATUL QADR
[1] Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya, ”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim, Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150) [2] “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)”. (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan) [3] Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw bersabda,“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan”. (HR. Ath Thoyalisi, Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh / terpercaya)
Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut.”
Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka mampu. [Latho-if Al Ma’arif, hal. 331.
Setiap orang akan berbeda, apa yg dirasakannya dan yg dialaminya, juga akan berbeda kebaikan dan berkah yg didapat dari lailatul qadar, tergantung kesungguhannya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk meraih malam tersebut. Amin Yaa Mujibas Saailin.
Salam !