KTQS # 1651 TANYA JAWAB KTQS (14)

KTQS # 1651

TANYA JAWAB KTQS (14)

TANYA :
A. Assalamu’alaikum Ustadz… Saya mau bertanya masih seputar sholat tahajud dan sholat taraweh. Masih adakah dalil-dalil lain yang memperkuat dalil-dalil yang tercantum dalam kajian ktqs tentang taraweh atau tahajud. Karena kata ustadz di lingkungan tempat saya tinggal mengatakan bahwa sholat sholat tsb di atas berbeda pengertiannya. Terima kasih sebelumnya… Wassalam

B. Ust. terangin dong cara shalat malam taraweh atau tahajud, soalnya ada yg 4 rakaat nya pake tahiyat awal dan ada juga yg gak, termasuk shalat witir… bingung jadinya, makasih tadz.

JAWAB :
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

A. Sudah sangat cukup dgn hadits yang dibawakan oleh ‘Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam tidak lebih dari 11 rakaat di bulan Ramadhan ataupun diluar bulan Ramadhan, malah beliau mengatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya dengan kompisisi 4,4,3 rakaat.

Itu sudah sangat jelas bahwa tarawih atau tahajud itu sama, yg membedakan hanya waktunya saja, shalat taraweh diawal waktu yaitu sebelum tidur, shalat tahajud di akhir waktu yaitu setelah bangun tidur. Fix.

Justru org yg membedakan antara tahajud dan witir itulah yg harus membuktikan dalilnya adanya perbedaan di kedua shalat tsb.

Sampaikan saja hadits dari ‘Aisyah itu sudah sangat terang benderang, isinya jelas dan tuntas tanpa ada penjelasan lagi, cukup dibaca saja isinya.

Isi Hadits dari ‘Aisyah ra :

Dari Abu Salamah bin Abdirrahman, dia mengabarkan bahwa dia pernah bertanya pada ‘Aisyah ra, “Bagaimana shalat malam Rasulullah saw di bulan Ramadhan?”. ‘Aisyah mengatakan, “Rasulullah saw tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya (dibulan lainnya) lebih dari 11 raka’at”. (HR. Bukhari no. 1147 dan Muslim no. 738)

Hadits lanjutannya, “Beliau shalat empat rakaat dan jangan ditanya betapa bagusnya dan panjangnya. Kemudian Beliau shalat empat rakaat lagi dan jangan ditanya betapa bagusnya dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat”.

B. Hadits lainnya dengan lafadz Muslim,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan selain Ramadhan dari 11 Rakaat. Beliau shalat 4 rakaat sekali salam maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian shalat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat witir 3 rakaat”. (HR Muslim)

Di hadits ini disebutkan Tidak ada duduk tahiyat awal pada shalat tarawih/tahajud maupun shalat witir, karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal tersebut, malah ada larangan menyerupai shalat maghrib.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwitir tiga raka’at sekaligus, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada raka’at terakhir”. (HR. Al Baihaqi)

Jadi melakukannya 3 rakaat sekaligus dan 4 rakaat sekaligus dengan satu kali salam terakhir saja pada shalat sunnat, untuk membedakan dengan tatacara shalat wajib.

Barakallahu fiikum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *