KTQS # 1555
INSYA ALLAH TAPI DUSTA
Allah swt berfirman: “Dan jangan sekali-kali engkau (Muhammad) mengatakan: ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini esok’, kecuali (dengan menyebut): insya Allah…” (Qs Al-Kahfi ayat 23-24)
Secara harfiah, kalimat insya Allah bermakna “jika Allah menghendaki”. Ucapan ini melambangkan kesadaran hamba akan hakikat dirinya yang serba kekurangan dan lemah.
Sungguh agung arti atau makna dari kata insya Allah. Dimana arti insya allah sedikitnya terkandung empat makna atau arti, yaitu sebagai berikut :
– Bahwa pada diri manusia mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap rencana dan ketentuan Allah (tauhid).
– Berkaitan dengan menghindari kesombongan karena semua kesuksesan, keberhasilan yang dicapai baik dalam hal kekayaan, politik,keilmuan, status social, kekayaan, keilmuan, dan lain sebagainya)
– Menunjukkan ketawadhuan (rendah hati bahwa manusia mempunyai keterbatasan diri untuk melakukan dan mengerjakan sesuatu) baik di hadapan manusia dan di hadapan Allah Swt.
– Bermakna optimisme akan hari esok yang lebih baik.
Mempermainkan kata insya Allah
Bagaimana seandainya kata insya Allah dijadikan sebagai tameng untuk mengelabui atau memerdaya orang lain atau dijadikan sebagai dalih untuk melepaskan diri dari suatu tanggung jawab dan untuk tidak menepati janji sekedar memberikan harapan kosong?
Sesungguhnya seseorang yang berperilaku demikian, maka mereka telah melakukan dua dosa.
– Dosa pertama, adalah mereka telah menipu karena menggunakan zat Allah swt.
– Dosa kedua, mereka telah menipu diri sendiri karena sesungguhnya mereka enggan menepatinya, kecuali hanya sekadar menjaga relasi hubungan baik semata dengan teman, rekan, relasi atau kawan.
Na’udzubillah wa Na’udzubillan min dzalik, sungguh manusia laknat yang mempermainkan kata “insya Allah” untuk menipu Allah & manusia.
Luruskanlah terlebih dahulu niatnya saat mengucapkan kata “insya Allah”.
Salam !
www.kajian-ktqs.com