Kajian Tematis al-Qur’an
& as-Sunnah # 394
HADITS-HADITS LEMAH / PALSU TENTANG KEUTAMAAN NISFU SYABAN (3)
(1). Rasulullah Saw bersabda, “Jika malam nisfu sya’ban, maka shalatlah pd malam harinya dan berpuasa pada siangnya. Karena sesungguhnya Allah turun saat menjelang terbenam matahari ke langit yg paling terdekat. Lalu Allah menyeru, ‘Siapa orang yg beristighfar kepadaKU maka akan AKU ampuni. Siapa yg meminta rizki, maka AKU akan memberikan rizki. Siapa yg sakit, maka akan AKU sembuphkan! Siapa yg begini, siapa yg begini…dan seterusnya hingga terbit fajar”. (HR. Ibnu Majah, Baihaqi)
(2). Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah turun pd malam nisfu sya’ban ke langit terdekat. Memberikan pengampunan lebih banyak dari jumlah bulu domba Bano Kalb”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, dan Ibnu Majah dari Aisyah)
(3). Rasulullah bersabda, “Allah menemui hamba-Nya. pada malam nisfu sya’ban dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya kecuali dua orang; yg suka bertengkar dan melakukan bunuh diri”.( HR. Ahmad bin Hanbal dari Abdullah bin Amr bin Ash)
jika hadis hadis tsb diatas kedudukannya kuat dan selamat dari penyakit hadis, maka akan menjadi dalil dan hujjah bagi keutamaan malam nisfu sya’ban.
Namun sangat disayangkan, ternyata HADITS HADITSNYA LEMAH kata muhadisin Al Iraqi.
Al Hafiz Al Mundziri berkomentar bahwa hadis yg ketiga sanadnya Layyin/lembek.
Bahkan Al Hafiz Abu Bakar Al Araby mengakatakan, “TIDAK ADA YANG SHAHIH TENTANG NISFU SYABAN”.
Dari mana asalnya hadigs tsb? Siapa pula nabi yang mendapat wahyu yg mengajar kita tentang ibadah-ibadah yg tak di ajar oleh Nabi Muhammad SAW penutup segala rasul ini?
Pengkhususan suatu ibadah butuh kepada dalil syar’i yg kuat, sdg kan ttg nisfu syaban tidak ada dalil yg menjelaskan tentang ibadah tsb.
Jadi, hadits-hadits diatas tidak bisa diamalkan.
Salam !