KTQS # 773
Maulid oh Maulid…
Di bulan ini banyak orang merayakan maulid…
Katanya sebagai rasa cinta kita kepada Rasulullah…
Padahal Shalawat telah kita lakukan disetiap shalat sebagai rasa cinta kepada Rasulullah sesuai pesannya…
Padahal hakikat cinta adalah ittiba’…
Cobalah renungkan firman Allah…
“Katakan, “Jika kalian mencinta Allah, maka ikutilah aku (Rasulullah)…” (Ali Imran: 31)
Ittiba’ adalah mengikuti jejak kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam…
Bukan mendahuluinya…
Tanyakanlah pada diri kita…Mampukah Rasulullah merayakan kelahirannya?…
Bukankah para shahabat amat mencintainya?…
Lalu mengapa Rasulullah tidak memerintahkan tidak pula mencontohkan…
Padahal beliau mampu melakukan itu…
Lagipula tidak ada pijakan hasil penelitian sejarah tentang Kelahirannya yang pasti…
Dan pijakan syariat untuk memperingatinya…
Tanyakan pada diri kita…
Apakah kita lebih tahu tentang kebaikan…
Ataukah Rasulullah dan generasi shahabat…
Apakah kita lebih cinta kpd Rasulullah…
Ataukah para shahabat yg diridlai oleh Allah…
Bila anda berkata, “Ini hanyalah sarana…
Kita hanya berkata, “Sarana oh sarana…
Seakan engkau menghalalkan segala cara…
Bila itu memang sarana menuju cinta…
Tentu para istri, kelurganya, shahabat, tabi’in dan imam yang empat telah berlomba…
Padahal Rabbuna telah mengabarkan…
“Pada hari ini aku telah sempurnakan agamamu…” (Al Maidah: 3).
Kabarkan kepadaku…
Apakah islam telah sempurna tanpa perayaan maulid?…
Bila anda berkata, “Ya..
Buat apa kita disibukkan degan sesuatu yang bukan dari Nya…
Bila anda menjawab, “Tidak…
Sungguh anda telah mengingkari firman Pencipta Alam…
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”. (Q.S. Al-Hasyr:7)
Lalu kita mau mengikuti sunnah siapa?…
Ya Allah…Kami mencintai Rasul Mu dgn menaati Sunnahnya sesuai firman Mu.
Ya Allah…berikan petunjuk kepada kami dan mereka.. Aamiin
Barakallahu fiik !