KTQS # 772
MAULID
Walaupun tidak mempunyai dasar yg pasti dari sisi Syariat & Sejarah, tapi banyak umat Islam memperingati Maulid Nabi.
Maulid Nabi yang rutin di¬peringati setiap tgl 12 Rabiul Awal diyakini sebagai hari lahirnya Nabi akhir zaman, Muhammad.
Namun tidak ada sesuatu pun yang dapat dijadikan pegangan dalam penentuan dgn pasti tentang bulan lahir Nabi, ada yang mengatakan Nabi lahir pada bulan Ramadan, Rajab, dan Rabiul Awal.
Tgl hari ke¬lahiran Nabi pun berselisih ada yang mengatakan pd hari tgl 2, 8, 10, 17 serta 21. Semua pendapat ini tidak ada satu dalilpun yg dapat dijadikan pegangan.
Bahkan, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubaraqfury -Juara satu penulisan Sejarah Nabi & Best Seller International-, bhw Nabi di¬lahir¬kan pada hari Senin tgl 9 bulan Rabiul Awal tahun Gajah atau ber¬tepatan dgn tgl 20 atau 22 April 571 Masehi.
Namun, yang jelas Nabi sendiri tidak pernah mem¬peringati ataupun merayakan hari kelahirannya. Baik semasa hidupnya atau¬pun sesudah wafat¬nya dengan mewasiatkan kepada sahabat untuk melakukan kegiatan mengenang, mem¬pering¬ati, atau merayakan hari kelahi¬rannya, padahal para sahabat lebih besar cinta, pengorbanan, dan ketulusan mereka terhadap Nabi daripada kita.
Al Maqriziy, seorang pakar sejarah mengatakan, 400 thn setelah Nabi wafat (Jelas ini bukan Sunnah Nabi), sekte Ubaidiyah & Fathimiyyah (Syi’ah) yg pertama-tama merayakan Maulid Nabi, tepat¬nya thn 363 Hijriah. (Al Mawa’izh wal I’tibar bi Dzikril Khutoti wal Atsar, 1/490. Al Maulid, hal. 20 dan Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 145-146)
Apalagi meng¬khusus¬kan ibadah-ibadah tertentu seperti salat, puasa, sedekah, zikir, dsb ketika Maulid Nabi merupakan sesuatu yg tidak ber¬dasar. Atau mengisi Maulid Nabi dgn men¬den¬dang¬kan shalawat-shalawat khusus yang berlebih-lebihan dalam me¬muji Nabi, serta mem¬bacakan, barjanzi atau kisah kehidupan Nabi dgn keya¬kinan bahwa arwah Nabi hadir dalam acara tsb, yg demikian jelas-jelas tidak sesuai sunnah Nabi dan syariat Allah yg suci.
Barakallahu fiik !