KTQS # 703
PENTING !
SAAT BERDOA/BERDZIKIR BERSUARA KERAS ATAU PELAN ?
Telah berkata Al-Imam Asy-Syafi’i dalam kitab Al-Umm :
“Dan aku memilih bagi imam dan makmum agar berdoa kepada Allah setelah selesai melakukan shalat, dan melembutkan suara dalam berdzikir,
kecuali seorang imam yg ingin mengajarkan kepada makmum. Hendaknya ia mengeraskan bacaan dzikir sehingga makmum mengetahui bahwa mereka telah diajarkan, kemudian setelah itu imam harus melembutkan suaranya dengan pelan ketika berdoa,
sebagaimana firman Allah : “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam doamu dan jangan pula merendahkannya. Carilah jalan tengah di antara keduanya”. (QS. Al-Israa’ : 110). Dan yang dimaksud dengan ayat ini adalah doa“.
Apa yang ditegaskan oleh Asy-Syafi’i adalah benar dan cocok dgn firman Allah :
“Dan berdzikirlah/sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dgn tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yg lalai”. (QS. Al-A’raaf : 205)
Perhatikan juga sabda Rasulullah Saw : “Kasihanilah diri kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berdoa kepada yg tuli dan tidak pula ghaib, sesungguhnya kamu berdoa (memohon) kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu menyertaimu”. (HR. Bukhari).
Maka dari itu berdoalah dan berdzikirlah dgn suara yg lembut dan syahdu penuh harap, sampai orang yg disebelah kitapun tidak tahu permohonan kita.
Rasulullah SAW bersabda : “Berdoalah kamu sekalian kepada Allah SWT dgn perasaan yakin akan dikabulkannya doamu. Ketahuilah bahwasannya Allah SWT tidak akan mengabulkan doa orang yg hatinya lalai dan tidak bersungguh-sungguh”. (HR. Tirmidzi)
Salam !