KTQS # 1230
NIAT PUASA RAMADHAN
Rasulullah saw bersabda :
“Sesunguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya (setiap perbuatan dgn niat). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yg dia niatkan..”. (HR. Bukhari, Muslim)
Jika meniatkan puasa sebulan maka itu sah sah saja. Namun jika tiap malam kita niat untuk puasa besok, itu pun baik. Dengan bangun sahur pun itu sudah berniat akan shaum Ramadhan.
Niat ada didalam hati. Tidak perlu diucapkan. Karena niat adalah amalan hati. (Kecuali niat yg dicontohkan oleh Rasulullah Saw, lafadznya/bacaannya dan dikeraskan seperti niat umrah/haji).
Kita seharusnya bisa memahami apa itu amalan lisan dan apa itu amalan hati. Niat yg didalam hati inilah yg akan menentukan ikhlas dan tidaknya suatu amalan sehingga menjadi ibadah yg diterima Allah atau ditolak lantaran niat yg salah.
Fungsi niat menurut fiqh:
1. Membedakan antara adat kebiasaan dan ibadah.
Contoh; beda antara puasa untuk tujuan operasi (kata dokter) dan puasa ibadah.
2. Membedakan antara amalan ibadah satu dan lainnya.
Misal: puasa sunnah pada hari senin dan puasa qodho’ yg bertepatan dihari senin. Perbedaannya cuma dalam niat.
3. Tidak ada bacaan khusus niat shaum yg dicontohkan Rasulullah Saw, jadi lakukan sekehendak kita, menggunakan bahasa kita dan ucapkan dalam hati.
4. Ucapan niat shaum Ramadhan yg beredar dimasyarakat :
Nawaitu souma godhin an adaa i, fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi taaalaa, Sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu puasa pada bulan Ramadhan bagi tahun ini karena Allah Taala
Doa ini sama sekali tidak ada tuntunannya dan bukan berasal dari Rasulullah Saw.
“Ramadhan Berkah Hanya Jika Bersama Sunnah Rasulullah Saw”
Salam !