KTQS # 1992 BAGAIMANA SHALAT KITA?

KTQS # 1992

BAGAIMANA SHALAT KITA?

Shalat adalah salah satu tolak ukur untuk menilai baik atau tidak kita. Karena shalat merupakan kewajiban utama bagi setiap muslim dan muslimah.

Bagaimana mungkin kita akan baik menunaikan hak yang lain, sedang hak Allah yang paling utama setelah syahadatain saja tidak kita tunaikan dengan baik.

Abu al-‘Aliyah Rufai’ bin Mihran rahimahullah, seorang ulama dan orang shalih dari generasi tabi’in. Jika ia mendengar ada seorang yang alim, maka dia akan mencari dan menemuinya kemudian shalat di belakangnya. Apabila ia melihat orang tersebut tidak sempurna dalam mengerjakan shalat, maka dia akan meninggalkannya seraya berkata dalam hatinya:

“Sesungguhnya orang yang meremehkan shalatnya, maka dia akan lebih meremehkan perkara yang lain.” (Suwar Min Hayatit Tabi’in: 448)

Karenanya, tanda orang-orang munafik yang difirmankan oleh Allah dalam al-Qur’an, salah satunya adalah mereka shalatnya buruk.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (QS. An-Nisa’: 142)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya` dan shalat subuh, sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak”. (HR. Bukhari: 657, Muslim: 651)

Memang demikian, shalat adalah tolak ukur kebaikan seseorang, bahkan tolak ukur keselamatan di akhirat kelak. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

“Hal pertama yang dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat dari amalannya adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka sungguh ia telah sukses dan selamat. Sebaliknya, apabila rusak maka sungguh ia telah gagal dan merugi.” (HR. Abu Dawud: 864, Tirmidzi: 413, an Nasa’i: 465)

Jika seorang tidak memperhatikan shalatnya tidak ada lagi yang patut ia banggakan.

Imam Hasan al Bashri mengatakan:

“Wahai anak Adam, apa yang berharga dari agamamu jika shalatmu saja tidak berharga bagimu?!  Padahal, pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepadamu pada hari kiamat nanti adalah shalatmu.” (Al Kabair: 28 cet. Darul Fikr)

Oleh sebab itu, perhatikanlah shalat setiap hari, terutama shalat wajib dan berjama’ah bagi laki-laki. Karena inilah barometer baik buruknya kita. Kita tentu tidak ingin di anggap buruk oleh manusia, terlebih oleh Allah subhanahu wata’ala.

Maka dari itu, jika kita telah sadar bahwa selama ini kita sering lalai, lalu kita ingin memperbaiki diri, maka mulailah dengan memperbaiki shalat kita sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *