KTQS # 1773 BAGI ANDA YANG DITINGGAL WAFAT ANAK

KTQS # 1773

BAGI ANDA YANG DITINGGAL WAFAT ANAK

Tentang orang tua yang ditinggal wafat anaknya yang masih kecil, sesungguhnya anak itu akan menghuni surga. Sebagai bahan dalil yang menentramkan hati anda, maka silahkan anda kaji ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menerangkan masalah ini.

“…Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, kami menjadi saksi.” Agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini”“. (QS Al-A`raf: 172)

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sejak dia ditiupkan ke dalam jasadnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengambil kesaksian mereka dan mereka telah bersyahadat kepada Allah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Tuhan mereka. Sehingga kalaulah bayi itu lahir dan meninggal, maka dia meninggal dalam keadaan bersyahadat.

Apalagi bayi itu sama sekali belum mempunyai dosa yang sempat dilakukannya, bagaimana mungkin dia harus mendapatkan siksa atas suatu hal yang tidak pernah dilakukannya? Selain itu anda juga boleh merenungkan hadits berikut ini yang kami cuplik dari hadits Bukhari yang aslinya lumayan panjang.

Rasulullah SAW bersabda, ”Adapun laki-laki yang tinggi di taman itu adalah Nabi Ibrahim as, Sedangkan anak anak yang ada di sekitarnya adalah semua bayi yang lahir dalam keadaan fithrah (suci)”. Beliau ditanya, ”Ya Rasulullah, bagaimana dengan bayi-bayi musyrikin?”. Beliau menjawab, ”Bayi-bayi musyrikin.” (juga bersama mereka). (HR Bukhari)

Dalam hadits ini jelas sekali tempat untuk bayi yang wafat sebelum baligh, yaitu di surga bersama dengan Nabi Ibrahim as di taman surga. Bahkan termasuk bayi yang lahir dari sulbi dan rahim orang-orang musyrikin sekalipun. Dan tentu saja anda pun perlu mengingat-ingat hadits yang juga sangat terkenal diriwayatkan oleh Bukhari berikut ini, “Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya menjadikannya yahudi, masehi atau majusi”. (HR Bukhari)

Sedangkan hadits lainnya yang bisa anda jadikan pegangan adalah Hadits Anas ra, meski pun hadits ini dha’if, namun bisa menguatkan yang lainnya. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah ditanya tentang bayi-bayi musyrikin (yang mati), maka beliau bersabda, ”Mereka belum punya catatan kebaikan yang membuat mereka diganjar dan menjadikan mereka raja di surga. Dan sebaliknya mereka belum punya catatan kejahatan yang membuat mereka harus diazab atau menjadi penghuni neraka. Maka mereka adalah khadam (pelayan) di surga.” (HR At-Thayalisi).

Dan bahkan meski sadanya lemah, namun ada beberapa dalill yang menerangkan bahwa bayi itu akan bisa memberikan manfaat besar kepada orang tuanya nanti di hari pembalasan. Sebab dia akan menjadi pemberat timbangan amal kebaikan orang tuanya.

Dalam hal ini ada sebuah hadits yang lumayan panjang, kami cuplikkan bagiannya yang langsung terkait.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dari Abdurrahman bin Samurah berkata bahwa Rasulullah bersabda, ”… Aku melihat seorang dari ummatku (pada hari akhir) ringan timbangannya. Namun afrathnya (anak-anaknya yang meninggal masih kecil) mendatanginya dan memberatkan timbangan itu…” Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tabarani di dalam Al-Kabir, Al-Hakim At-Tirmizy dalam Nawadirul Ushul dan Al-Ashbahani dalam At-Targhib. Hadits ini juga disebutkan oleh al-Haitsami dalam Al-Majma’ (7/180)

DOA BAGI ANAK WAFAT

‎ اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْعًا مُجَابًا. اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَاجْعَلْهُ فِيْ كَفَالَةِ إِبْرَاهِيْمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيْمِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَسْلاَفِنَا، وَأَفْرَاطِنَا وَمَنْ سَبَقَنَا بِاْلإِيْمَانِ

“Ya Allah! Jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala pendahulu dan simpanan bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah! Dengan musibah ini, beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala yang agung. Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim. Berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya Allah, ampunilah pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang mendahului kami dalam keimanan”. (Lihat Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah 3/416 dan Ad-Durusul Muhimmah li ‘Aammatil Ummah, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, halaman 15)

Atau doa pendeknya,

‎ اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْعًا مُجَابًا

“Ya Allah! Jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala pendahulu dan simpanan bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya”.

Doa lainnya,

‎ اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا

“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala buat kami”. (HR. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 5/357, Abdurrazaq no. 6588 dan Al- Bukhari meriwayatkan hadits tersebut secara mu’allaq dalam Kitab Al-Janaiz, 65 bab Membaca Fatihatul Kitab Atas Jenazah 2/113)

Semoga Allah menentramkan hati anda dan memberikan ketabahan, kesabaran dan peningkatan iman dengan cobaan ini.

Barakallahu fiikum.

Catatan :
Tatacara shalat bagi jenazah bayi atau anak kecil

KTQS # 1430 MENGURUS JENAZAH LENGKAP (6) : SHALAT JENAZAH ANAK KECIL (4)

KTQS # 913 Salat Jenazah Bayi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *