KTQS # 1727
WABAH PENYAKIT
Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wabah penyakit. Rasulullah memberitahukan kepadaku: ‘Wabah penyakit itu adalah azab yang diutus Allah kepada orang-orang yang Ia kehendaki. Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Jika terjadi suatu wabah penyakit, ada orang yang menetap di negerinya, ia bersabar, hanya berharap balasan dari Allah. Ia yakin bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi kecuali sudah ditetapkan Allah. Maka ia mendapat balasan seperti mati syahid”. (HR. Al – Bukhari)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kelian meninggalkan tempat itu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di masa khalifah Umar bin Khattab juga terdapat wabah penyakit. Dalam sebuah hadits dicerikatakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam lalu ia mendapatkan kabar wabah penyakit.
Hadis yang disampaikan Abdullah bin ‘Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan.
“Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu”. (HR Bukhari)
Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah, namun menuju ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit.
Allah menyuruh kita untuk berikhtiar menjauhi wabah.
Kondisi sekarang, bahkan di beberapa negara di timur tengah diminta untuk shalat sendiri dirumah dan tidak shalat berjamaah dimasjid.
Begitu pula kegiatan kajian ilmu, pengajian. Umrah saja distop
Kemungkinan haji pun demikian.
Apalagi selama ini sudah 40 kali Haji dihentikan akibat wabah penyakit dan perang.
Jika seseorang bertauhid dengan benar maka tetunya akan mengikuti perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjauhi wabah penyakit.
Bukannya malah mendekati, dengan dalih bahwa kita percaya dan meyakini Allah dan takdir kematian sudah dicatat oleh Allah.
Bisa jadi keyakinan tersebut malah merusak aqidah, keyakinan itu disebut dengan jabariyah, sekte jabariyah ini yg diperangi Nabi dan sahabat saat itu, yaitu sekte yang berpasrah secara total tanpa adanya ikhtiar, dalihnya karena semua sudah dicatat di lauhmafudz menurut mereka.
Jabariyah adalah sebuah ideologi dan sekte di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di Khurasan. Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya.
Jelas sekali bahwa keyakinan ini keliru & sangat fatal.
“Dari Aisyah ra, beliau pernah bertanya pada Rasulullah saw tentang wabah kolera. Rasulullah saw kemudian menjawab, “Tiap wabah itu dapat bermakna siksaan bagi yang Allah kehendaki. Tetapi, wabah bagi orang beriman adalah bentuk rahmat, selama ada kesabaran yang kuat dari mereka yang terjangkit. Maka ia berhak mendapatkan pahala sebagaimana balasan bagi orang-orang yang mati syahid”. (HR. Bukhari)
Al Qur’an & Sunnah selain mendatangkan rahmat dan pahala dari-Nya, juga mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan masa kini. Bagi orang-orang yang beriman, berakal, serta berilmu sudah seharusnya menjadikan Al Qur’an & Sunnah sebagai rujukan utama terhadap isu yang ditemui sehari-hari.
Dengan begitu, seseorang dapat menjadi muslim yang utuh, cerdas, serta bijak menyikapi segala yang terjadi di muka bumi ini.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita semua, aamiin ya Rabbal ‘alamin
Barakallahu fiikum.