KTQS # 1467 JIMA’ SAAT HAID

KTQS # 1467

JIMA’ SAAT HAID

1. Wajib dilakukan

Jika isteri tidak mematuhinya :

Abu Hurairah ra dari Nabi saw beliau bersabda, “Jika seseorang suami memanggil istrinya ke tempat tidur (untuk bersetubuh/jima’) lalu istrinya enggan sehingga suami tidur dalam keadaan marah, niscaya para malaikat akan melaknat si istri sampai pagi”. (HR Muslim (2/1060)

2. Haram dilakukan

Jima’ dengan wanita haidh hukumnya haram.

Sebagaimana firman Allah, “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah haidh itu adalah kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidh dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu”. (QS Al-Baqarah: 222)

3. Boleh dilakukan

Suami dapat bercumbu dengan istrinya saat haid tanpa jima’.

Dari Maimunah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah menggauli salah satu istrinya sedangkan ia haid, ia (istri) mengenakan kain sarung sampai pertengahan pahanya atau lututnya sehingga beliau menjadikannya sebagai penghalang”. (HR. Bukhari:64)

Suami istri bisa melakukan apa saja kecuali melakukan penetrasi.

Rasulullah SAW bersabda, “Lakukanlah segala sesuatu terhadap wanita haid kecuali menyetubuhinya”. (HR. Muslim)

Bercumbu, menyentuhnya tanpa berjima’ pada kemaluannya adalah boleh. (Tafsir As Sa’di jilid 1, hal 358)

4. Harus dilakukan

Tidak boleh menyetubuhi istri setelah terputusnya darah haid, tapi belum mandi.

“Apabila dia (istrimu) telah suci maka datangilah dia dari tempat sesuai dengan yang Allah perintahkan ….’”. (Q.S. Al-Baqarah:222)

Maksud suci disini adalah berhenti haid & mandi junub.

Harus mandi lebih dahulu barulah halal disetubuhi. (Lihat Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 18: 325)

Salam!

Tatacara mandi junub sesuai sunnah :

KTQS # 530 MANDI JUNUB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *