KTQS # 1432
TAFSIR AL-BAQARAH : 220
ALLAH SWT BERFIRMAN :
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah; “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Baqarah [2]: 220)
Membaca ayat itu memberi kesan, seolah-olah Nabi Muhammad sendiri yang sedang hadir di hadapan kita, dan seolah-olah beliau berkata:
“Mengurus urusan anak yatim secara patut merupakan kebaikan, anak-anak yatim itu adalah saudaramu, maka jangan kamu sia-siakan, apalagi kamu sakiti, karena Allah pasti mengetahui siapa yang berbuat kerusakan (menyakiti anak yatim). Kalau kamu menyakitinya, Allah akan mendatangkan kesulitan kepadamu.”
RASULULLAH SAW BERSABDA :
Dari Abu Hurayrah, dari Nabi saw., beliau bersabda: “Sebaik-baik rumah dalam komunitas umat Islam, adalah rumah yang di dalamnya dipelihara anak yatim, dan diperlakukan dengan baik. Dan seburuk-buruk rumah dalam komunitas umat Islam, adalah rumah yang di dalamnya anak yatim diperlakukan dengan buruk.” (H.R. Ibn Majah).
Perhatikan hadis ini, Rasulullah saw memberikan penilaian tentang rumah yang baik dan yang buruk. Rumah yang baik menjadi dasar beramal bagi semua anggota masyarakat (kaum muslimin) untuk membantu penyantunan anak yatim di rumah itu (Panti Asuhan).
Sebaliknya, penilaian terhadap rumah yang buruk, jika anggota masyarakat (kaum muslimin) tidak membantu anak yatim (panti asuhan) yg berakibat rumahnya akan menjadi neraka baginya.
Adapun bagi orang yang membantu, Rasulullah saw. menjelaskan posisinya di mata Allah,
“Barangsiapa yang mengambil anak yatim (membantu/merawat) dari kalangan kaum muslimin untuk diberikan makan dan minum, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga”. (HR. Tirmizi)
Salam !