Kajian Tematis al-Qur’an & as-Sunnah # 515
DAHULU SHAUM ‘ASYURA’ ADALAH SHAUM WAJIB
asyura
Awal setiba Nabi saw di Madinah, beliau mewajibkan para sahabatnya untuk melaksanakan shaum pada hari ‘ Asyura. sebagaimana dikisahkan oleh Salamah bin Al-Akwa’ ra :
أَمَرَ النَّبِىُّ r رَجُلاً مِنْ أَسْلَمَ أَنْ أَذِّنْ فِى النَّاسِ « أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ ، فَإِنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ »
Nabi saw memerintahkan seseorang dari Aslam untuk mengumumkan kepada manusia : “Bahwa barangsiapa yg telah terlanjur makan, maka hendaknya ia bershaum pada sisa hari tersebut. Barangsiapa yg masih belum makan, hendaknya ia bershaum. Karena sesungguhnya hari ini adalah hari ‘Asyura`“. [HR. Bukhari 2007, Muslim 1135]
Namun kemudian kewajiban tersebut dihapus dgn turunnya perintah shaum Ramadhan. Sebagaimana penuturan ‘Aisyah ra :
فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ كَانَ رَمَضَانُ الْفَرِيضَةَ، وَتُرِكَ عَاشُورَاءُ ، فَكَانَ مَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ لَمْ يَصُمْهُ
“Ketika turun perintah shaum Ramadhan, maka shaum Ramadhan menjadi kewajiban, dan ditinggalkanlah (kewajiban) shaum ‘Asyura`. Jadinya barangsiapa yg mau, boleh bershaum pada hari tsb dan barangsiapa yg mau boleh tidak bershaum pada hari tsb (Shaum asyura)”. [HR. Bukhari 4504]
Maka dihapuslah kewajiban shaum ‘Asyura`, dan hukumnya berubah menjadi mustahab (tidak wajib).
KEKELIRUAN :
Waspada! Shaum ‘Asyura’ BUKAN karena KEMATIAN HUSEIN BIN ALI & BUKAN LEBARAN ANAK YATIM. Ini pemahaman KELIRU & SESAT yg bersumber dari pemahaman Syi’ah dan berdasarkan HADITS PALSU (Ibnul Jauzi dalam kitab Al-Maudhu’aat, bab fi dzikri Asyura’ II/200-201).
Salam!