Kajian Tematis al-Qur’an
& as-Sunnah # 436
(SERI RAMADHAN 30)
CARA MENGHIDUPKAN LAILATUL QADR & ITIKAF
ARTI ITIKAF : Berdiam diri. Secara syar’i : berdiam diri di Masjid untuk beribadah, shalat, shaum, dzikir, beristighfar, membaca al-Qur’an, dll yg bersifat ubudiyah.
Dari Aisyah, “Biasa Rasulullah saw beritikaf sepuluh hari terakhir dibulan Ramadhan”. (Mutafaq ‘alaihi)
Asy Syaikh bin Qu’ud ra berkata: “Rasulullah lebih bersungguh2 beribadah pd 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berdo’a”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)
TEMPATNYA, Itikaf dilakukan di Masjid (al-Baqarah 187)
KETENTUANNYA, Itikaf siang malam, tidak boleh keluar Masjid kecuali keperluan tertentu, makan, minum dan buang hajat (Musnad IX:363 no. 24575, Muslim I:150, 297)
Bolehkah wanita beritikaf?
> Boleh, selama kewajibannya sebagai Ibu dan istri tidak terabaikan dan dapat ijin suami.
Bolehkah hanya malam saja dan pulang shubuh dgn alasan siang kerja atau sekolah?
> Boleh, lakukan yg bisa dilakukan, daripada tidak. Kaidah mengatakan, “Maa laa tudraku kulluhu, fa laa tutraku kulluh, Apa-apa yang tidak bisa kita raih sepenuhnya, jangan kita tinggalkan sepenuhnya”
DZIKIRNYA :
Doa Rasulullah SAW di 10 hari terakhir:
‘Aisyah bertanya pada Rasulullah: “Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do’a apakah yg aku baca pada malam tersebut?
Nabi menjawab: “Bacalah:
اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN, TUHIBBUL AFWA FA’FU’ANNI.
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka. ampunilah aku”. (HR. Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah)
Hapalkan dan dzikirkan setiap saat mulai 21 Ramadhan.
Salam !