KTQS # 925
PERBEDAAN TANGGAL (1)
Perbedaan tanggal dalam menentukan Idul fitri atau Idul Adha dan Puasa Arafah, memunculkan pertanyaan : apakah hilal untuk seluruh dunia itu satu ataukah berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah?
Pendapat yg benar, hilal itu berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah. Misalnya kemunculan hilal Dzulhijjah di suatu negara berbeda dgn di Makkah. Maka penduduk negara tsb berpuasa Arofah pada tgl 9 Dzulhijjah menurut negeri mereka meski hari tsb tgl 10 Dzulhijjah di Mekkah.
Dalilnya adalah, “Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu…” (QS. Al Baqarah: 185)
Dipahami dari ayat ini, barang siapa yg tidak melihat hilal, maka ia tidak diharuskan untuk puasa. Adapun dalil dari As Sunnah, sabda Nabi saw, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan, maka berpuasalah. Jika kalian melihat hilal Syawal, maka berhari rayalah”. (HR. Bukhari no. 1900 dan Muslim no. 1080)
Dipahami dari hadits ini, siapa saja yg tidak menyaksikan hilal, maka ia tidak punya kewajiban puasa dan tidak punya keharusan untuk berhari raya.
Sebagaimana kita bersepakat bahwa terbitnya fajar serta tenggelamnya matahari itu mengikuti daerahnya masing-masing, karena sebab itulah waktu shalat ditiap negara berbeda-beda sesuai waktu di negara tsb.
Kalaulah disamakan dgn waktu Mekkah, maka kita harus melaksanakan shalat shubuh di negeri kita pkl. 00.30 WIB bukan 04.30 WIB seperti sekarang ini.
Demikian pula penetapan bulan itu sebagaimana penetapan waktu harian (yaitu mengikuti daerahnya masing-masing)”. (Baca Majmu’ Fatawa wa Rosa-il 20/47-48, Darul Wathon – Darul Tsaroya)
Intinya, kita tetap mengikuti penetapan hilal yg ada di negeri sendiri, walaupun nantinya berbeda dgn puasa, hari raya atau wukuf di Saudi Arabia, karena semua ibadah ditentukan dgn waktu/tanggal berdasarkan hilal dinegeri masing-masing.
Masih ragu? Tunggu kajian berikutnya akan lebih jelas!
Salam !