KTQS # 1733 ADAKAH DOA MENJELANG RAMADHAN DARI RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM ?

KTQS # 1733

ADAKAH DOA MENJELANG RAMADHAN DARI RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM ?

Tidak ditemukan adanya doa khusus ketika menyambut ramadhan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat.

Hanya saja para sahabat dan para ulama generasi setelahnya, menyambut bulan ramadhan ini dengan penuh kegembiraan dan suka cita.

Mereka ungkapkan kegembiraan ini dengan kalimat-kalimat yang mengandung doa kebaikan dan harapan.

Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat mereka dalam menyambut ramadhan.

Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Sehingga mereka menjadikannya sebagai kesempatan emas.

Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan salah satu contoh doa yang mereka lantunkan. Doa ini bukan berasal dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam artinya Nabi tidak pernah berdoa seperti ini, doa ini berasal dari Tabi’in generasi setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir seorang ulama tabi’in.
Diantara doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan,

‎اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

Allahumma sallimni ila Ramadan, wa sallim li Ramadhan, wa tslimhu minni mutaqabbala

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan”. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

Atau doa lain yang cukup terkenal terdapat dalam musnad Imam Ahmad. Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa:

‎اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

ALLAHUMMA BAARIK LANAA FII ROJAB WA SYA’BAN WA BALLIGHNAA ROMADHAN (

“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad)

Tapi sayang hadis di atas derajatnya dhaif (lemah), tidak shohih alias Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berdoa seperti itu.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2342). Di dalam jalur perawinya ada Zaidah bin Abi Raqod. Ia terkenal  sebagai mungkarul hadis (yang memalsukan hadis).

Imam Nawawi mendhaifkannya dalam Kitab Al-Azkar, (hal: 457) dan Imam Az-Zahabi dalam Kitab Al-Mizan (2/65), Ibnu Hajar dalam Tayiin Al-‘Ajab (hal: 38) Ibnu Rajab dalam Lataif Al-Ma’arif, hal: 143 dan Al-Albani dalam Al-Jami’ (4395), Adz Dzahabi dalam Mizanul I’tidal (2/65), Syu’aib Al Arnauth menilai sanadnya dho’if dalam tahqiq musnad Imam Ahmad (1/259).

Barakallahu fiikum.
————————
Nantikan Kajian dalam bentuk e-Book :

*Inti Ramadhan itu adalah, MENINGKATKAN IBADAH & MENINGKATKAN KEBAIKAN* *

So, untuk melakukan itu gak perlu ke masjid dan gak perlu keluar rumah kan?

* _Kajian on process_

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *