KTQS # 1676
NIAT SHALAT APAKAH PERLU DILAFADZKAN?
Nabi Shallallahu’alaihi wa salam bersabda, ”Sesungguhnya agama itu mudah”. (HR. Bukhari)
Ingatlah setiap ibadah itu bersifat tauqifiyyah, sudah baku. Artinya setiap ibadah yang dilakukan harus ada dalil dari Al Qur’an dan Hadits termasuk juga dalam masalah niat.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitab beliau Zaadul Ma’ad, I/201, ”Jika seseorang menunjukkan pada kami satu hadits saja dari Rasul dan para sahabat tentang perkara ini (mengucapkan niat), tentu kami akan menerimanya. Kami akan menerimanya dengan lapang dada. Karena tidak ada petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi dan sahabatnya. Dan tidak ada petunjuk yang patut diikuti kecuali petunjuk yang disampaikan oleh pemilik syari’at yaitu Nabi Shallallahu’alaihi wa salam”.
Dan sebelumnya beliau mengatakan mengenai petunjuk Nabi dalam shalat, “Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam apabila hendak mendirikan shalat maka beliau mengucapkan: ‘Allahu Akbar’. Dan beliau tidak mengatakan satu lafadz pun sebelum takbir dan tidak pula melafadzkan niat sama sekali”.
Abu Daud pernah bertanya kepada Imam Ahmad: “Apakah orang yg shalat mengucapkan sesuatu sebelum takbir? Imam Ahmad menjawab: tidak ada”. (Masa-il Al Imam Ahmad, 31)
Janganlah berbuat suatu perkara baru dalam agama ini yang tidak ada dasarnya dari Nabi. Karena Nabi kita shallallahu’alaihi wa salam bersabda, ”Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Muslim)
Dan janganlah selalu beralasan dengan mengatakan ’Niat kami kan baik’, karena sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhuma mengatakan, ”Betapa banyak orang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”. (HR. Ad Darimi, sanadnya shahih, lihat Ilmu Ushul Bida’, hal. 92)
Bermaksud baik saja tidaklah cukup, namun harus juga benar sesuai dalil dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
_Barakallahu fiikum._