KTQS # 1632
Adab Seseorang Terhadap Ulama
Para pewaris nabi begitu julukan mereka para pemegang kemulian ilmu agama. Tinggi kedudukan mereka di hadapan Allah.
Pesan Rasulullah saw bersabda,
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama”. (HR. Ahmad)
Hadits ini mengatakan, bahwa mereka para ulama wajib di perlakukan dengan akhlak yang mulia.
Ini sepenggal contoh adab yang benar terhadap ulama,
Ibnu Abbas seorang sahabat yang mufasir Quran mengatakan seorang pernah menuntun tali kendaraan Zaid bin Tsabit al-Anshari ra dan berkata,“Seperti inilah kami diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kami”. Bukan meninggalkannya berjalan sendiri tapi beriringan atau malah lebih beradab berada dibelakangnya.
Berkata Abdurahman bin Harmalah Al Aslami,“Tidaklah sesorang berani bertanya kepada Said bin Musayyib, sampai dia meminta izin, layaknya meminta izin kepada seorang raja”. Bukan dengan cara menegur, mengoreksi dan meminta untuk meralatnya secara langsung, apatah lagi didepan orang banyak.
Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan,“Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”. Bukan banyak bicara apatah lagi memotong pembicaraannya ulama.
Al Imam As Syafi’i berkata, “Dulu aku membolak balikkan kertas di depan Malik (Imam Maik) dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tak mendengarnya”.
Begitulah akhlak mereka kepada ulama, sungguh ketinggian ilmu para ulama akan berbuah keberkahan bagi ummat.
Para ulama berkata, “Daging para ulama itu mengandung racun”,
Makna perkataan ini adalah, “Siapa yang suka berbicara tentang aib para ulama, maka dia layaknya memakan daging para ulama yang mengandung racun, akan sakit hatinya, bahkan dapat mematikan hatinya”. Apalagi mendzalimi para ulama, balasannya adalah seperti meminum racun yang akan membuatnya mati perlahan-lahan.
Salam !