KTQS # 1584
MENGOLOK-OLOK AGAMA
Kini banyak sekali kita jumpai beberapa orang menjadikan agama sebagai bahan bercanda.
Perbuatan mengolok-olok (mempermainkan) Allah atau RasulNya atau KitabNya atau agamaNya, walaupun sekadar bergurau sekalipun untuk membuat orang lain tertawa, Ketahuilah sesungguhnya perbuatan ini merupakan kekufuran dan kemunafikan. Perbuatan ini seperti yang pernah terjadi pada masa nabi yaitu mereka yang mengatakan,
“Kami belum pernah melihat para pembaca (Al-Qur’an) kami yang lebih buncit perutnya, lebih berdusta lisannya dan pengecut saat berhadapan dengan musuh”. Maksudnya adalah Rasulullah dan para sahabatnya
Lalu turunlah ayat tentang mereka. “Artinya : Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab, Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. (At-Taubah : 65)
Karena itu mereka datang kepada Nabi dan mengatakan, “Sesungguhnya kami membicarakan hal itu ketika kami dalam perjalanan, dengan tujuan untuk menghilangkan payahnya perjalanan”. Namun Rasulullah berkata kepada mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah“
“Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok ?. Tidak usah kami minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman”. (At-Taubah : 65-66)
Jadi, segi Rububiyah, kerasulan, wahyu dan agama adalah segi yang terhormat, tidak boleh seorangpun bermain-main dengan itu, tidak untuk olok-olok, membuat orang lain tertawa ataupun menghina. Barangsiapa yang melakukannya berarti ia telah kafir, karena perbuatannya itu menunjukkan penghinaan terhadap Allah Ta’ala, para rasulNya, kitab-kitabNya dan syariat-syariatNya. Dari itu, barangsiapa melakukan perbuatan tersebut, hendaknya bertaubat kepada Allah Ta’ala atas apa yang telah diperbuatnya. (Majmu Fatawa wa Rasa’il, Juz 2, hal.156)
Salam !