Hampir tak masuk logika, Teori-teori dakwah yang tersebar dalam ribuan judul buku, kini diuji dalam kehidupan nyata.
Di hadapan hiruk pikuk makar yang sarat intrik, gosip busuk, fitnah keji, pengkhianatan kejam, kejahilan manusia, serta miskin pujian.
Jalan dakwah. Dua kata dengan sejuta makna. Tidak sekedar asesoris berserak di dinding rumah, tertempel di kaca depan mobil, atau status di sosmed, DP di BBM,
WA, Line, dll
Pun tidak sekadar bualan meraih simpatik dalam pesta pora loudspeaker dan gemerlap berita.
Dakwah bukan hiburan. Dakwah pasti diganggu. Hiburan pasti ditunggu.
Ingatlah! Dakwah bukan Hiburan. Dakwah pasti diganggu. Hiburan pasti ditunggu.
Jika tidak diganggu artinya bukan sedang berdakwah tapi sedang menghibur. Jika diganggu artinya sedang berdakwah, begitulah yang dialami semua nabi, tak ada nabi yang di elu-elukan. Aneh jika dakwah tak diganggu, melebihi nabi kalau begitu.
Karenanya dakwah butuh kekuatan cinta dan ketulusan hati yang luarbiasa.
Untuk itu jalan dakwah tak kenal pilihan selain “isy kariman au mut syahidan”, hidup mulia atau mati syahid untuk membela Allah, membela Nabi, membela al-Qur’an, membela Ulama.
Memilih jalan dakwah adalah memilih jalan menuju surga.
insya Allah…