Kajian Tematis al-Qur’an & as-Sunnah # 463
SOMBONG VS KEBENARAN
Allah Swt berfirman:
“Demi Tuhanmu, mereka tidak dikatakan beriman sebelum mereka berhukum kepada kamu mengenai perselisihan sesama mereka, dan mereka tidak merasa berat hati atas keputusan kamu (muhammad) serta menerimanya dgn pasrah sepenuhnya”. (An Nisa’ : 65)
Rasulullah Saw Bersabda :
“Dan demi dzat yg jiwaku ada ditanganNya, tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian sampai aku lebia ia cintai daripada dirinya, orangtuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya”. (HR. Bukhari 15 & Muslim 44)
Dari dua dasar diatas kita diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Saw, tanpa menambahi atau mengurangi ajaran yg beliau bawa. Dan tidak memberikan ruang ego untuk berpendapat tentang agama ini jika telah jelas hukumnya dari Allah dan rasulNya. Inilah bukti cinta kita kepada Allah dan Rasulullah Saw.
Ketahuilah, bahwa syariat ini milik Allah dan Dialah yg memiliki hak untuk mengaturnya lewat lisan nabiNya.
Dan indah serta sempurnanya syariat islam ini tidak membutuhkan kreatifitas kita, Allah dan RasulNya hanya menuntut ketaatan kita saja.
Disadari atau tidak, bila kita menolak ayat maupun hadits shahih dgn pemahaman yg benar, maka hati ini telah terjangkiti penyakit sombong.
Dan sesungguhnya kesombongan yg paling besar adalah menolak KEBENARAN.
Imam Adz-Dzahabi ra berkata: “Ilmu itu bukanlah dgn banyaknya (mengumpulkan) riwayat, akan tetapi ia adalah cahaya yg Allah lemparkan ke dalam hati, yg syaratnya adalah dgn mengikuti SUNNAH serta MENJAUHI HAWA NAFSU dan BID’AH (ibadah baru yg diada-adakan tanpa dalil hadits shahih dari Rasulullah Saw)”. (Siyar A’lam An Nubala’, XIII/323)
Ingatlah pesan bijak dari Wahhab bin Munabbih, “Camkanlah tiga hal yg kusampaikan ini: Waspadalah terhadap hawa nafsu yg dituhankan, teman yg jahat, dan keterpukauan dgn diri sendiri”. (Siyaru A’lamin Nubalaa IV: 549)
Salam