KTQS # 180
1-10 DZULHIJAH (2)
Dari Ibnu Abbas ra dia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah).” Para sahabat ra bertanya, “Wahai Rasulullah, juga (melebihi keutamaan) jihad di jalan Allah?” Beliau bersabda, “(Ya, melebihi) jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar (berjihad di jalan Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikitpun.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan beramal shaleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai Allah Ta’ala bersumpah dengannya dalam firman-Nya:
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Dan demi malam yang sepuluh.” (Qs. al-Fajr: 2).
Yaitu: sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, ini menurut pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Katsir dan Ibnu Rajab, Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani berkata, “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain.”
Namun Amal shaleh dalam hadits ini bersifat umum, termasuk shalat, sedekah, puasa, berzikir, membaca al-Qur’an, berbuat baik kepada orang tua dsb, tdk ada ibadah khusus apapun kecuali shaum arafah. Termasuk amal shaleh yang paling dianjurkan pada waktu ini adalah berpuasa pada hari ‘Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), bagi yg tdk sedang melakukan ibadah haji.
Rasulullah saw ketika ditanya tentang puasa pada hari ‘arafah, beliau bersabda,
أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ “
“Aku berharap kepada Allah puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) 2 tahun, di tahun yang lalu dan tahun berikutnya.” (HR. Muslim)
Salam !