KTQS # 694
SYAWAL BULAN PENINGKATAN?
Banyak orang beranggapan bahwa arti syawal adalah bulan peningkatan, dalam arti peningkatan amal dan kebaikan. Tidak salah apabila sebagai motivasi beramal, namun kurang tepat apabila dilihat dari arti sesungguhnya, karena nama bulan “syawal” sudah ada sejak zaman jahiliyah (sebelum datangnya islam), sementara masyarakat jahiliyah belum mengenal syariat puasa di bulan ramadhan. Dengan demikian, tidak terdapat hubungan antara makna bahasa tersebut dengan pemahaman bahwa syawal adalah bulan peningkatan dalam beramal.
Lalu apa artinya syawal sesungguhnya?
Ibnul ‘Allan Asy Syafii mengatakan, “Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya onta itu mengangkat atau menegakkan ekornya…”. (Dalil al Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin – karya Muhammad bin ‘Allan al Shiddiqi al Syafii al Maki)
Orang jahiliyah mempercayai takhayul yang menganggap bahwa bulan syawal adalah bulan sial. Anggapan ini didasari kebiasaan onta yang tidak mau kawin ketika bulan Syawal. Onta betina menolak dengan mengangkat ekornya ketika didekati onta jantan. Ummul Mukminin, A’isyah ra telah membantah anggapan ini dengan menceritakan pernikahan beliau dengan Nabi saw. Sehingga setelah islam datang, Nabi saw dan para sahabat, menghilangkan tahayul jahiliyah ini.
A’isyah ra mengatakan, “Nabi saw menikahiku di bulan Syawal, dan beliau tinggal satu rumah (campur) denganku juga di bulan Syawal. Siapakah diantara istri beliau yang lebih beruntung dari pada aku. A’isyah suka jika wanita dinikahi bulan Syawal”. (HR. Ahmad & Muslim)
Imam An Nawawi mengatakan, “Tujuan A’isyah menceritakan hal ini adalah dalam rangka membantah anggapan jahiliyah dan keyakinan tahayul orang awam di zamannya. Mereka membenci acara pernikahan di bulan syawal, karena diyakini membawa sial. Ini adalah keyakinan yang salah, tidak memilliki landasan, dan termasuk kebiasaan jahiliyah, dimana mereka beranggapan sial dengan bulan syawal…”.
(Dikutip dari Tuhfatul Ahwadzi, 4/ 182)
Salam !