KTQS # 1117
PENYEMATAN NAMA ALLAH
> Azza wa Jalla dan Jalla Jalaluhu adalah dua ungkapan yang bisa disematkan pada lafaz Allah.
Lafaz ‘Azza maknanya adalah yang Maha Aziz atau Perkasa.
” …fa-in zalaltum min ba’di maa jaa-atkumul bayyinaatu fai’lamuu annallaaha ‘aziizun hakiim”.
“Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah : 209)
Sedangkan lafaz Jalla maknanya adalah Agung.
“wayabqaa wajhu rabbika dzuuljalaali waal-ikraam”
“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS. Ar-Rahmaan : 27)
Jadi, ‘Azza wa jalla (yang maha perkasa lagi mulia)
Penyematan yg lain :
– Ta’ala (yang maha tinggi)
– Subhanahu wa ta’ala (yang maha suci lagi tinggi)
– Tabaraka wa ta’ala (penuh berkah dan maha tinggi)
– Jalla dzikruhu (yang mulia sebutannya)
– Tabarakasmuhu (pemilik nama yang penuh berkah)
– Jallat ‘azhamatuhu (maha mulia kebesarannya).”
> Saat kita membaca seringkali diakhir artikel menemukan kata Wallahu a’lam (artinya: “Dan Allah lebih tahu atau Yang Mahatahu/ Maha Mengetahui).
Sering ditambah dengan bish-shawab menjadi Wallahu a’lam bish-shawab yang artinya “Dan Allah Mahatahu yang benar/yang sebenarnya”. Shawabi = benar/kebenaran.
” … dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui”. (QS. Yusuf : 76)
Hal itu untuk menunjukkan, Allah lah yang mahatahu atau lebih tahu segala sesuatu dari kita. Hanya Allah yang Mahabenar dan Pemilik Kebenaran mutlak. Kebenaran yang kita tuliskan itu relatif, nisbi, karena kita manusia tempat salah dan lupa.
Salam !