KTQS # 1098
DURHAKA ORANG-TUA KEPADA ANAK
Pernah suatu ketika ada seorang bapak yg mengeluh kpd Amirul Mukminin Umar bin Khathab mengenai anaknya yg durhaka.
Orang itu mengatakan bhw putranya selalu berkata kasar kepadanya dan sering kali memukulnya. Maka Umar pun memanggil anak itu dan memarahinya.
“Celaka engkau! Tidakkah engkau tahu bhw durhaka kpd orang tua adlh dosa besar yg mengundang murka Allah?” bentak Umar.
“Tunggu dulu, wahai Amirul Mukminin. Jangan tergesa-gesa mengadiliku. Jikalau memang seorang ayah memiliki hak terhadap anaknya, bukankah si anak juga punya hak terhadap ayahnya?” tanya si Anak.
“Benar,” jawab umar.
“Lantas, apakah hak anak terhadap ayahnya tadi?” Lanjut si Anak.
“Ada tiga,” jwb Umar.
“PERTAMA, hendaklah ia memilih calon ibu yg baik bagi puteranya. KEDUA, hendaklah ia menamainya dgn nama yg baik. Dan KETIGA, hendaknya ia mengajarinya menghafal Al-Qur’an.”
Maka si Anak mengatakan, “Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, ayahku tak pernah melakukan satupun dari tiga hal tersebut.
Pertama, Ia tdk memilih calon ibu yg baik bagiku; ibuku adlh hamba sahaya jelek berkulit hitam yg dibelinya dr pasar seharga 2 dirham, lalu malamnya ia gauli sehingga ia hamil mengandungku!
Kedua, Stlh aku lahir pun ayah menamaiku Ju’al (adlh sejenis kumbang yg sll bergumul dgn kotoran hewan, bs diartikan juga sbg org yg berkulit hitam dan berparas jelek)
Ketiga, dan ia tak pernah mengajariku menghafal Al-Qur’an walau seayat!”
Stlh mendengar cerita si anak, Umarpun membentak kepada si Ayah tsb, “Pergi sana! Kaulah yg mendurhakainya sewaktu kecil, pantas kalau ia durhaka kpdmu sekarang”.
(Disadur dari khutbah Syaikh DR. Muhammad al-Arifi: Mas’uuliyyatur Rajuli Fii Usratihi)
Salam !