KTQS # 1694
PAHALA DI GHIBAH
Perbuatan kedzaliman, tidak akan pernah dilupakan Allah.
Allah berfirman, “Janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim..” (QS. Ibrahim: 42)
Kedzaliman tidak akan pernah dilupakan Allah, meskipun manusia begitu mudah melupakannya.
Ketika di hari kiamat, akan dilakukan hisab, dimana pahala orang yang mendzalimi akan diserahkan kepada orang yang didzalimi, hingga kedzaliman itu habis.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan kondisi orang muflis (bangkrut).
“Tahukah kalian siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?”
Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai uang maupun harta benda.”
Kemdian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, “Muflis (orang yang bangkrut) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).
Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim 6744 & Ahmad 8029)
Ghibah termasuk Kedzaliman.
Allah menyebut ghibah dalam al-Quran sebagai perbuatan makan bangkai sesama muslim.
Allah berfirman: “Janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. (QS. al-Hujurat: 12)
Karena itu, para ulama memahami, kedzaliman ghibah akan berlanjut di akhirat. Dimana orang yang dighibah akan diberi pahala dari orang yang meng-ghibahnya. Sehingga ghibah mengurangi pahala seseorang. Sebaliknya, orang yang dighibah akan semakin bertambah pahalanya.
Bersiaplah panen pahala dari sesuatu yg tidak kita lakukan namun mengalir pahalanya kepada kita.
Barakallahu fiikum.