KTQS # 1580
PENDUSTA AGAMA : Tidak Menyayangi Anak Yatim dan Fakir Miskin
Di antara sifat orang yang mendustakan agama adalah tidak punya kasih sayang pada anak yatim dan orang miskin,
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 1-7).
Mengenai kata dalam ayat pertama, “الدين” (ad diin), ada empat pendapat: (1) hukum Allah, (2) hari perhitungan, (3) hari pembalasan dan (4) Al Qur’an. Demikian kata Ibnul Jauzi dalam kitab tafsirnya, Zaadul Masiir (9: 244).
Jadi maknanya yaitu orang yang mendustakan hukum Allah, hari perhitungan, hari pembalasan atau mendustakan Al Qur’an. Na’udzubillah.
Setelah ayat itu, lalu disebutkan ayat kedua dan ketiga, “Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
1. Tidak punya kasih sayang pada anak yatim. Perlu diketahui, yatim adalah yang ditinggal mati orang tuanya. Dialah yang patut dikasihi karena mereka tidak lagi memiliki orang tua yang mengasihinya. Makna orang yang menghardik anak yatim, yaitu ketika yatim tersebut ada, mereka menolaknya atau meremehkannya, enggan membantunya, tidak memperhatikan, masabodoh, merasa bukan kewajibannya.
2. Tidak terdorong untuk mengasihi orang miskin. Padahal mereka sangat membutuhkan makanan.
Sikap terhadap orang Miskin berbeda dengan Yatim, yaitu terhadap Yatim yang dibantu adalah seluruh aspek kehidupannya, seperti halnya anak sendiri.
Ayo jadilah Sahabat Yatim.
Salam !