KTQS # 1415
MENCINTAI SUNNAH
PERENUNGAN
Seseorang itu mendapatkan Kebaikan atau Pahala BUKAN dari ibadah yg dilakukannya, TETAPI dari ketaatannya kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw akan ibadah tersebut (tatacara dan rukun2nya).
PERHATIKAN LOGIKANYA
1. Kalau kita beranggapan bahwa mendapatkan kebaikan dan pahala itu adalah dari IBADAH YANG DILAKUKAN, maka kita akan merasa tdk puas dan tdk merasa cukup dgn ibadah yg Rasulullah ajarkan dan contohkan melalui hadits-hadits shahih.
Maka ditambah tambahkannya di dalam ibadah tsb hal-hal diluar sunnah.
2. Tapi kalau kita beranggapan mendapat kebaikan dan pahala itu dari KETAATAN, maka SUDAH CUKUP apa yg Rasulullah ajarkan kepada kita saja, kita taat pada syariat-Nya dan Sunnahnya.
PERHATIKAN KAIDAHNYA
1. “Hukum asal dari ibadah adalah batal/Haram, hingga tegak dalil (argument) yg memerintahkannya”. (Imam As Suyuthi dan Ibnu Qoyyim al Jauziyah)
2. “Hai orang2 yg beriman, jgnlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya…”(QS. Al Hujurat :1)
Maksudnya orang2 mukmin tdk boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya. Tdk boleh membuat cara ibadah sebelum ada perintah dari Allah dan tuntunan dari Rasulullah.
Jadi, Indahnya Syariat Islam yg Rasulullah sampaikan kepada kita, TIDAK MEMBUTUHKAN KREATIFITAS KITA. Cukup yg diajarkan Rasulullah saja.
BERSEDIKIT ibadah dalam SUNNAH itu LEBIH BAIK dan LEBIH SELAMAT daripada BERBANYAK ibadah namun TIDAK SESUAI SUNNAH Rasulullah Saw.
Lakukan saja ibadah yg jelas sesuai sunnah, Insya Allah akan menghantarkan kita dari kegelapan menuju cahaya sunnah yg terang benderang yg akan menunjukan kpd kita jalan ke surga-Nya.
Lalu utk apa kita melakukan ibadah yang tdk Rasulullah ajarkan?
Bukankah Allah meminta kita agar taat kepada Rasulullah, yg artinya sekaligus sebagai ketaatan jg kpd Allah?
Kalau bukan Sunnah Rasulullah Saw, lalu mau mengikuti Sunnah siapa ?
Salam !