KTQS # 1411
WAKTU SHALAT DHUHA
Secara bahasa “Dhuha” diambil dari kata ad-Dhahwu [arab: الضَّحْوُ] artinya siang hari yang mulai memanas. (Al-Ain, kata: ضحو). Allah berfirman:
وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَى
”Di surga kamu tidak akan menglami kehausan dan kepanasan karena sinar matahari” (QS. Thaha: 119).
Kaitannya dengan makna bahasa kata dhuha, pada ayat di atas, Allah menyebutkan kenikmatan ketika di surga, salah satunya tidak kepanasan karena sinar matahari, yang itu diungkapkan dengan kata: [وَلَا تَضْحَى].
Sedangkan menurut ulama ahli fiqh, Dhuha artinya :
”Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari). (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).
Zaid bin Arqam melihat orang-orang melaksanakan shalat Dhuha di masjid Quba. Ia lantas mengatakan, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin adalah ketika anak unta mulai kepanasan’”. (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Dalam Fikih Manhaji Imam Syafi’i dijelaskan bahwa waktu terbaik itu ditandai dengan padang pasir terasa panas dan anak unta beranjak.
Syaikh Musthafa Al Bugha dan empat ulama lainnya dalam Nuzhatul Muttaqin menjelaskan: “Waktu shalat dhuha dimulai sejak matahari beranjak tinggi sampai matahari mendekati posisi tengah. Tapi, yang paling utama adalah saat matahari meninggi dan sudah terasa panas.”
Cara Mudah Menentukan Batas Waktu Shalat Dhuha
Saat ini banyak kalender yang dilengkapi jadwal shalat, bisa diperhatikan waktu terbit matahari (syurq) dan waktu dzuhur. Batas awal waktu dhuha: waktu terbit matahari +15 menit. Batas akhir waktu dhuha: waktu dzuhur –15 menit.
Pukul berapakah yang utama? Waktu terbaik shalat Dhuha adalah sekitar pukul 8-9 WIB.
Salam !