KTQS # 1104
SHALAT SEDEKAH
Dibolehkan bagi seorang yg telah melaksanakan shalat berjamaah kemudian kembali melakukan shalat jamaah tsb untuk menemani orang yg ketinggalan shalat berjamaah sebelumnya dgn maksud untuk meraih kebaikan shalat berjamaah dan pahala berjamaah.
“Shalat berjama’ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan apa yg diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Sa’id Al Khudri berkata, “Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid sedang Rasulullah saw dan para sahabatnya telah melakukan shalat, maka Rasulullah saw pun bersabda: ,Barangsiapa ingin bersedekah kepada orang ini hendaklah ia shalat bersamanya’, lalu berdirilah seorang laki-laki dan shalat bersamanya”.
Misalnya, jika seorang telah melaksanakan shalat zhuhur berjamaah di masjid, lalu datang seorang lainnya yg tertinggal shalat berjamaah pertama dan dirinya ingin menemaninya berjamaah shalat zhuhur maka dia boleh berjamaah kembali shalat zhuhur.
Atau dia kembali kerumah dan melihat istrinya belum shalat, maka dia boleh menemani istrinya shalat zuhur berjamaah dirumahnya.
Ini pernah dilakukan oleh Muadz bin Jabal ra, ikut shalat bersama Nabi saw (di masjid nabawi). Kemudian dia pulang ke kampungnya, dan mengimami mereka shalat. (HR. Bukhari 6106 & Muslim 465)
Sikap Muadz ra mendapat pahala dua kali, pahala shalat pertama sebagai shalat wajib, dan shalat kedua sebagai shalat nafilah atau shalat sunah atau disebut juga shalat sedekah.
Bukan melakukan shalat wajib dua kali. Karena, Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Rohawaih bersepakat bahwa makna sabda Rasulullah saw (Dari Sulaiman bin Yasar) : “Janganlah kalian mengerjakan satu shalat itu dua kali dalam sehari” adalah: Seseorang yg shalat wajib kemudian setelah selesai dia mengulanginya lagi dalam kapasitas shalat wajib juga (maksudnya : mengulangi shalat untuk kedua kalinya tanpa bermaksud untuk menemani seseorang shalat berjamaah). (Al-Istidzkar vol 2 hlm 156)
Salam !
08112274573 (WA)
