KTQS # 1037
FUTUR
Futur, kata berasal dari bahasa Arab yang akar katanya adalah: Fatara – Yafturu – Futurun, yang artinya menjadi lemah, malas.
Orang yg futur mengalami penurunan kuantitas dan kualitas amal shalih/ibadah, ia mengalami kemerosotan atau kemalasan, sehingga menyebabkan penurunan stamina ruhiyah yang dapat menjadikannya jauh dari kebaikan dan anjlok produktivitas amal shalihnya.
Dalam konteks amal dakwah, Futur adalah satu penyakit yg menimpa aktivis dakwah dalam bentuk rasa malas, menunda-nunda dan yg paling buruk ialah berhenti dari melakukan amal dakwah. Sedangkan sebelumnya ia adalah seorang yg aktif dan beriltizam (rajin).
Ciri-cirinya :
– Merasa tidak bertanggung jawab terhadap beban yg ada di pundaknya. Ia tidak mau memikul beban dakwah, cuek dgn kondisi ummat, kehilangan jati diri, dan jauh dari Allah swt.
– Perhatian yg besar terhadap dunia, sibuk dgn urusan-urusan duniawi dgn jalan merusak kehidupan akhiratnya. Kesibukan telah menghalanginya untuk mempersiapkan diri bertemu dgn Allah swt.
Yang pada akhirnya berhenti dijalan dakwah, gugur dalam kebajikan yg mulia yaitu jihad.
Aktifis Dakwah seharusnya berprinsip, Anjing menggonggong kafilah berlalu, tetaplah berjuang dan iqomatuddin di medan dakwah dan medan juang. Karena dia sangat paham hanya mengharapkan upah dari Allah bukan dari manusia. Hingga membuatnya tetap ikhlas dan istiqomah walau badai, ujian, hinaan dan makian menghampirinya.
Jamaah dakwah bukanlah jamaah malaikat, sehingga kekecewaan yg terjadi dan yang dialami jgn sampai membuat hilang semangat, futur dan loyo dalam berdakwah, apatah lagi mencari alasan ini dan itu, menyalahi orang lain dan menyalahkan sistem, sehingga akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dakwah Islam yg mulia ini.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit lemah dan malas…” (HR. Bukhari)
Salam !